Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Kota dan Kemanusiaan

Joseph Campbell Mitolog dan Sejarawan asal Amerika Serikat.  Salah satu karyanya berjudul The Power of Myth KOTA . Di kota-kota, tiap-tiap orang adalah individu. Tiap-tiap orang adalah person. Di kota, kawasan yang semakin hari kian menggeliat perkembangan ekonominya, budayanya, politiknya, pendidikannya, membuat orang-orang hidup dalam kesakitan prahara; berdekatan tapi sekaligus berjarak, welas asih tapi beringas, banyak yang hidup sejahtera tapi tidak sedikit pemukiman kumuh bermunculan, orang-orang dari hari ke hari semakin asing satu sama lain. Mereka kian maju, namun tanpa disadari ada yang susut dari itu semua: solidaritas. Mungkin karena itu, di alam modern tidak ada terma khusus yang khas menunjuk kepada titik pusat yang menjadi sumber fenomena di atas selain dari pada individu. Suatu kemampuan otonom yang meneguhkan kemandirian dalam diri masyarakat. Individu dalam hal ini ibarat inti atom yang bebas bergerak, dinamis dan tanpa tekanan. Sesuatu y...

Toilet dan Kebudayaan

Zlavoj Žižek.  Filsuf asal Slovenia.  Dikenal melalui kritik tajamnya terhadap kapitalisme TOILET. Toilet di titik tertentu adalah ruang ekspresi manusia. Dia menjadi ruang yang diam-diam menyalurkan hasrat tersembunyi manusia. Di salah satu cerpen Eka Kurniawan berjudul Corat-Coret di Toilet, toilet bahkan menjadi arena keluh kesah sekaligus aspirasi terhadap pemerintahan korup. Di dinding toilet sering kita menemukan tulisan nyeleneh saling membalas, tapi juga sekaligus jujur. Di cerpen Eka, dinding toilet menjadi wadah penyampaian aspirasi, keinginan, harapan dan kritik terhadap pemerintahan. Pendek kata dalam cerpen Eka itu, toilet adalah ruang paling demokratis dibanding ruang publik lainnya. Sebagai ruang sepele, fungsi toilet bahkan mencerminkan paradigma apa yang menjadi ideologi masyarakat. Adalah Slavoj Zizek, sang filsuf berkebangsaan Slovenia mendakukan bentuk kloset dan orang yang sedang buang hajat dapat menentukan ideologi apa yang seda...

Pahlawan: Sosok dan Pokok

Francis Bacon.  Filsuf empiris asal Inggris.  Dikenal dengan semboyannya The Power of Knowlegde PAHLAWAN . Pepatah mengatakan "mati satu tumbuh seribu." Sekarang, entah dengan semangat apa kata ini sering diucapkan. Dulu bertahun-tahun lalu, pepatah ini sering kali melambung membuat saya terharu. Saat pulang sekolah melewati sebidang tanah dengan beratus helm silver di atasnya. Berjejeran rapi dengan gundukan-gundukan seperti pulau-pulau. Di tengah-tengah itu berdiri kokoh tiang tugu, tinggi ke angkasa, mengingatkan betapa luhurnya perjuangan orang-orang yang ditanam di bawahnya. Ketika melewati itu tiap hari, di atas bemo, pepatah itu seolah-olah hidup. Betapa heroiknya mereka, mengacung senjata, berlari, berteriak, berkeringat, berdarah, demi nusa bangsa. Di hati mereka, kelak jika mati, ibarat kuncup bunga, mereka menjadi tunas: mati satu tumbuh seribu. Sekarang, dari mulut siapa kata ini sering diucapkan? Pahlawan, mungkin hanya menjadi museum. ...

Change you Words Change you World

Karl Wernicke   Dokter, ahli anatomi, ahli kejiwaan,  dan ahli patologi saraf berkebangsaan  Jerman . Kata dan pikiran ialah elemen yang saling mengandaikan. Kata ialah cermin pikiran sekaligus sebaliknya, pikiran ialah basis kata. Keduanya memiliki hubungan kausal yang satu menjadi sebab bagi lainnya, begitu juga sebaliknya. Melalui elemen kata, pikiran dapat diakses sedemikian rupa: melacaknya, menelusurinya, menggeledahnya, menunjuknya… kepada sesuatu titik, entah konsep, ide, atau gagasan. Tapi juga kata sebaliknya cangkang yang demikian purna menyembunyikan pikiran: membungkusnya, menutupinya, melindunginya… ke dalam suatu maksud, entah berupa niat, kemauan, atau kehendak. Demikian kuatnya hubungan keduanya, kata dan pikiran bisa saling mewakili. Bahkan sekaligus identik. Kata adalah pikiran, demikian juga pikiran adalah kata. Itulah sebabnya antara keduanya bisa saling memengaruhi: kata bisa mengubah pikiran, dan juga pikiran bisa mengub...

Kata dan Tindakan

Terry Eagleton.  Kritikus sastra asal Inggris.  Seorang pemikir Marxis.  Menulis buku  Menuju Teologi Kiri Baru  ( Towards a New Left Theology ) KATA-KATA. Kata adalah tonggak pikiran. Kata-kata ialah tiang pemikiran. Keduanya adalah corong pengertian, entah berpangkal kepada suatu titik konsep, ide, atau gagasan. Tanpa gagasan ataupun ide, kata-kata hanya bungkus tanpa isi. Dia kosong tanpa arti apa-apa. Secara semantik, kata kadang licin membawa suatu maksud. Makna gampang tergelincir. Antara kata dan arti kata, tidak selamanya terhubung oleh suatu tiang yang kokoh. Sering kali, ia hanya terhubung selembar tali tipis yang mudah putus. Bahkan, kata bersama artinya, hanya dihubungkan seutas karet yang mudah melar, mudah memanjang, dan gampang memendek. Ia dalam arti tertentu ibarat air, bergerak sesuai wadahnya. Itulah sebabnya, dalam politik, kata-kata licin mengutarakan maksud. Ia bisa ditarik ke mana-mana. Di bawa ke man...

Kenangan dan Ingatan

Sigmund Freud.  Asal Austria. Pendiri Psikoanalisa.  Lupa menurutnya adalah cara manusia merepresi ingatannya KENANGAN . Pikiran menurut eike ibarat paras muka. Ia bakal menua seiring waktu. Tapi, sekaligus juga makin berisi. Kualitasnya kian bertambah, berkembang, bertumpuk, bercabang, berlipat ganda, berlapis.... Mungkin ia karena itu kelak akan menjadi padat. Mungkin juga abadi. Itulah sebabnya ia memiliki cara kerja yang unik. Dia bisa memperpendek waktu sekaligus melipat ruang. Namun juga yang ajaib ia bisa memperpanjang waktu ibarat karet yang melar kian melebar. Pikiran dengan cara itu adalah mesin waktu alami yang dimiliki manusia. Kadang, eike dibikin heran, dalam suatu momen, masa lalu tiba-tiba datang menyeruak. Ia datang dari semak-semak gelap, menyelinap dan naik ke permukaan. Di saat itu, masa lalu jadi aktual. Dia menjadi kenangan. Masa kecil misalnya, merupakan momen yang nostalgis. Kadang ia seperti anak kecil yang berdir...

Literasi Parenting dan Metamorfosis Seorang Ibu

Data buku: Judul Buku: Metamorfosis Ibu, Sehimpunan Literasi Parenting Penulis: Mauliah Mulkin Penyunting: Sulhan Yusuf Ilustrasi isi: Nabila Azzahra Desain sampul: Ambena Akkin Penerbit: Liblitera Tahun terbii: Agustus 2018 Tebal halaman: 270 halaman -- -Apresiasi atas buku Metamorfosis Ibu Seorang ibu sedang menggendong-peluk anaknya. Dalam balutan kain, hanya wajah anak itu yang kelihatan. Dilihat dari lekuk matanya, anak itu berkelamin perempuan. Di belakang mereka nampak bunga-bunga berwarna warni perpaduan hijau, kuning dan cokelat. Di sebelah kanan mereka, ikan-ikan sedang meloncat seolah-olah sedang terbang menuju langit. Begitulah penampakan sampul buku Metamorfosis Ibu karangan Mauliah Mulkin. Seorang penulis cum pegiat isu parenting. Buku yang mengangkat tema parenting sebagai isu utamanya. Kiprahnya sebagai aktivis parenting dan pengalaman pribadinya sebagai seorang ibu, membuat   buku ini memiliki nilai lebih karena lahir digali dari ...

Aristoteles dan Perempuan

Patung kepala Aristoteles (Salinan Romawi dari patung perunggu  yang pernah hilang oleh Lysippos) ZOON POLITICON . Aristoteles merendahkan perempuan dengan mengatakan perempuan tidak memiiki logos . Logos , atau dikenal juga sebagai akal budi dipandang guru Aleksander Agung ini hanya dimiliki secara eksklusif oleh kaum laki-laki. Itulah sebabnya, dalam urusan kepublikan, perempuan di mata Aristoteles hanya ditempatkan kepada urusan domestik. Saking rendahnya perempuan di mata Aristoteles, ia dikelompokkan bersama budak dan bahkan binatang dalam satu kategori. Jadi, jika manusia dibelah, maka perempuan hanyalah mahluk setengah jadi tanpa kualifikasi rasional yang menjadi ciri pembeda manusia dengan binatang. Pembagian macam demikian, berdampak pula kepada pembagian peran antara perempuan dan laki-laki. Secara kategoris, Aristoteles membagi dua ranah interaksi: res publika ( polis ) dan res privata ( oikos ). Hubungannya dengan teori negaranya, res publika ...

Perempuan dan Kebudayaan

Peter Ludwig Berger. Sosiolog yang dikenal karena pekerjaannya di bidang sosiologi pengetahuan,  sosiologi agama, penelitian tentang modernisasi  dan kontribusi teoretis pada teori kemasyarakatan. KEBUDAYAAN jika ditapis-halus ke dalam, kata-kata adalah elemen dasarnya. Para ahli budaya mendudukkan kata (bahasa) sebagai unsur kunci yang membentuk kebudayaan. Tanpa kata (bahasa) rasanya sulit membangun dan mengenali suatu kebudayaan. Meminjam pendekatan Peter Berger, melalui proses eksternalisasi-objektifikasi-internalisasi, seorang agen kebudayaan berdialektika saling menangkap dan ditangkap pengaruh kebudayaannya. Dalam kata-kata sosiolog, individu dan masyarakat adalah dua pangkal yang saling timbal balik membentuk keadaan sosialnya. Dari proses itu bahasa berperan penting memediasi interaksi individu, kelompok di antara masyarakat. Bahasa menjadi medium dan menampung nilai, sistem pengetahuan, sistem perilaku, adat kebiasaan, dlsb., yang secara...