Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Friedrich Schleiermacher

Niccolo Machiavelli dan Sesat Pikir yang Menyertainya

Semalam seseorang menanyakan apa maksud kutipan di tulisan yang saya upload di blog saya. Mungkin dia merasa ada yang salah dari motivasi saya mengutip pernyataan itu. Bukan apanya, kutipan itu adalah perkataan dari Niccolo Machiavelli, pemikir politik modern yang dinyatakan negatif akibat pemikiran-pemikirannya yang melabrak etika dalam politik kepemimpinan. Apalagi Machiavelli, kadang disebut sebagai “setan besar” yang banyak dimusuhi kaum moralis dan agamawan. Ini kutipan yang “digugat” itu: berbahagialah orang yang hidup di zaman yang korup. Pernyataan-pernyataan kontroversial macam itu memang nampak anomali dalam keadaan masyarakat yang selama ini sangat menyukai hal-hal yang berbau normatif. Pernyataan-pernyataan yang kontradiktif secara moral memang sulit diterima oleh masyarakat yang sudah terbiasa dengan cara berpikir konvensional. Bahkan   sistem pemikiran yang rumit-rumit susah diterima dengan tanpa harus menyertakan penalaran kritis di dalamnya. Sehingga jika ...

Memahami Seni Memahami: Pengantar ke Hermeneutika Friedrich Schleiermacher

---catatan singkat atas Seni Memahaminya F. Budi Hardiman Manusia mahluk simbolik. Begitu pendakuan scholar kebudayaan. Bahkan Clifford Geertz, antropolog abad 20 menyatakan, manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari jebakan simbol. Lebih radikal lagi, Gertz mengatakan manusia dalam kehidupannya senantiasa dijerat makna-makna. Itu artinya secara sosiologis interaksi manusia tidak terlepas dari cara mereka menangkap makna. Bagaimana diartikan dan diaplikasikan melalui hubungan tingkah laku antara sesama. Dengan kata lain, interaksi manusia hanya mampu dimungkinkan jika diperantai makna. Tanpa makna, hampir semua hubungan manusia dalam masyarakat mengalami defisit eksistensi dan tanpa arti. Makna sebagai satuan pengikat yang memperantai komunikasi antar individu, komunitas, bangsa, agama, ras, kebudayaan dlsb., sangat rentan mengalami bias yang mendatangkan kesalahpemahaman. Disebabkan bentuk, tingkatan, situasi, tradisi, tempat, waktu, dan latar belakang pengetahuan, pem...