Mitos di alaf kebudayaan, selalu difungsikan dengan maksud perayaan . Di dalamnya pujapuji dipanjatkan melalui ritual untuk menceritakan kebesaran dewadewa. Mitos, di sejarah awal peradaban, biasa diolah menjadi drama untuk mewantiwanti sang manusia. Mitos melalui drama, juga ingin membangun satu hirarki antara dunia dewata dengan dunia ata. Melalui drama, mitos ingin meletakkan manusia dalam horison superioritas dewadewa. Dengan demikian, di dalam drama, manusia selalu disimbolkan sebagai mahluk yang mungil. Manusia di dalam drama, selain mungil, juga sering digambarkan dengan paras yang kejam. Niat dasarnya adalah bahwa manusia secara diametris berlawanan dengan idealitas dewadewa. Di atas cara demikian, manusia dibulatkan dengan defenisi yang buruk. Drama juga sebenarnya adalah tempat tragedi dipertunjukkan. Tragedi di dalam drama, barangkali adalah cara untuk menyadarkan bahwa manusia sungguh rentan dari nasib yang sial. Sebab kehidupan yang ideal hanya ...