Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Jean Paul Sartre

Eksistensialisme Ali Syariati: Tafsir Kebebasan Manusia di Era Kenormalan Baru

Tulisan ini terdiri dari lima partisi yang mendedah filsafat eksistensialisme secara umum berdasarkan pemikiran Jean Paul Sartre, dan eksistensialisme Ali Syariati yang dilihat dari filsafatnya tentang manusia. Pada dua bagian akhir, akan dipaparkan korelasi filsafat eksistensialisme dengan keadaan pandemi saat ini dengan mengajukan eksistensialisme Ali Syariati sebagai salah satu solusi alternatif bagi masyarakat untuk dapat bertindak secara optimistik tanpa melanggar konsensus-konsensus protokol kesehatan. Itu artinya, dengan eksistensialisme Ali Syariati korona bukanlah penghalang yang mesti dikhawatirkan secara fatalistik sekaligus dihadapi dengan sikap yang berlebih-lebihan. Versi rekaman esai ini dapat didengarkan di sini (1) JEAN Paul Sartre, salah satu tokoh filsafat eksistensialisme, dalam tulisannya Existensialism is Humanism , merumuskan apa itu filsafat eksistensialisme. Eksistensialisme bukan ajaran yang menganjurkan pesimisme, tidak bermutu, dan tidak be...

Review Kajian Fenomenologi: Jean Paul Sartre (1905-1980)

Jean Paul Sartre Filsuf eksistensilisme Prancis Pemikirannya menjadi unik karena menolak Tuhan sebagai penghambat kebebasan manusia (Dosen pengampu: Muhammad Ashar, Pengasuh Lembaga Kajian Filsafat Lentera Makassar) FILSAFAT  Jean Paul Sartre bukan sekadar pemikiran yang berkelit di antara asumsiasumsi teoritik belaka. Sartre, sejauh dikenal sebagai  filsuf eksistensialis, merupakan pemikir yang menganjurkan barangsiapa berfilsafat, maka pertamatama yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara manusia bertindak. Lantas bagaimanakah cara menusia berada dengan tindakannya? Sartre mengemukakan bahwa manusia harus senantiasa mendahului esensinya. Maksudnya, manusia harus senantiasa berada tanpa ditundukkan situasi apa pun yang melingkupinya. Itu artinya, situasi yang dihadapi manusia merupakan tiang jeruji kebebasan yang mesti dijebol dan dilampaui. Akibatnya, manusia adalah mahluk yang memiliki rongga untuk dapat bertindak, bergerak, dan menent...

Review Kajian Filsafat Fenomenologi: Edmund Gustav Albrecht Husserl (1859-1938)

Edmund Gustav Albrecht Husserl (1859-1938) Pendiri Aliran Filsafat Fenomenologi (Dosen pengampu: Muhammad Ashar, Pengasuh Lembaga Kajian Filsafat Lentera Makassar) *** Tidak banyak filsuf mampu membuat sistem filsafat, dan menjadikannya sebagai satu aliran pemikiran mandiri. Seperti dibilangkan Muhammad Ashar, pengasuh sekaligus pengampu lembaga studi filsafat Lentera Makassar, Edmund Husserl adalah satu dari sedikit filsuf yang berhasil mengembangkan cara berfilsafat yang khas.  Ashar mengatakan, sebagaimana Immanuel Kant dan G.W. F. Hegel, Husserl menjadi filsuf yang berhasil membangun filsafatnya dengan cara sistematis dan radikal. Apa yang menjadi filsafatnya dengan corak dan watak yang baru, dikenal sebagai filsafat Fenomenologi. Fenomenologi sebagai terma filsafat, sebenarnya sudah dipakai di dalam karya Hegel dalam mengungkapkan fenomena ruh dalam konsep dialektikanya. Begitu juga Immanuel Kant, sudah menggunakannya dengan arti berbeda ketika me...

Antara Jurnalisme dan Filsafat

Konon sikap jurnalis dan filsuf cenderung berbeda terutama memperlakukan kebenaran. Di tangan   jurnalis kebenaran menjadi pesan informatif. Bagi filsuf kebenaran diberlakukan lebih reflektif. Jurnalis sigap terhadap kenyataan, sementara seorang filsuf justru tenang di hadapan kenyataan. Seorang jurnalis, menjadikan dunia faktual sebagai titik tolak pena dan kertasnya. Sementara bagi seorang filsuf, dunia faktual tidak lebih penting dibanding dunia abstrak-teoritik sebagai dunia kerjanya. Dengan kata lain, kesigapan wartawan menjadikan kenyataan luar (fakta) sebagai sumber berita. Sedangkan dunia dalam (makna) merupakan medan “kabar” bagi pikiran reflektif seorang filsuf. Tetapi apa sesungguhnya hubungan di antara keduanya? Apa sebenarnya sumbangsih keduanya terhadap kehidupan manusia di saat seperti ini? Sikap filsuf dan seorang jurnalis boleh jadi berbeda menghadapi kebenaran. Namun ada kenyataan yang tidak bisa disanksikan: keduanya didorong hasrat yang sama unt...