Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Rene Descartes

Review Kajian Fenomenologi Ontologi: Martin Heidegger (1889-1976)

Martin Heidegger muda Filsuf asal Jerman. Ia belajar di Universitas Freiburg di bawah Edmund Husserl, penggagas fenomenologi.  Salah satu jasa Heidegger di bidang filsafat adalah memperkenalkan pemikiran Nietzsche ke tingkat filosofis daripada sastra (Dosen pengampu: Muhammad Ashar, Pengasuh Lembaga Kajian Filsafat Lentera Makassar) *** FILSAFAT di tangan Martin Heidegger, bukan sekadar produk pikiran yang licin dalam benak, dan tangkas ketika berargumentasi. Filsafat, sejauh yang ditunjukkan Heidegger, harus dinyatakan ulang dan dimulai dari pertanyaan, apa arti berfilsafat sesungguhnya? Pertanyaan reflektif dengan tujuan membangun kembali pengertian filsafat itu, dibenahi Heidegger dengan pertamatama menunjukkan bahwa berpikir filosofis, tidak seperti yang selama ini diketahui sebagai upaya argumentatif atas dan dari kesadaran manusia. Yakni yang terpahami sebagai suatu proses yang berpusat dari dalam kesadaran. Berpikir fundamental menurutnya bukan ...

Review Kajian Filsafat Fenomenologi: Edmund Gustav Albrecht Husserl (1859-1938)

Edmund Gustav Albrecht Husserl (1859-1938) Pendiri Aliran Filsafat Fenomenologi (Dosen pengampu: Muhammad Ashar, Pengasuh Lembaga Kajian Filsafat Lentera Makassar) *** Tidak banyak filsuf mampu membuat sistem filsafat, dan menjadikannya sebagai satu aliran pemikiran mandiri. Seperti dibilangkan Muhammad Ashar, pengasuh sekaligus pengampu lembaga studi filsafat Lentera Makassar, Edmund Husserl adalah satu dari sedikit filsuf yang berhasil mengembangkan cara berfilsafat yang khas.  Ashar mengatakan, sebagaimana Immanuel Kant dan G.W. F. Hegel, Husserl menjadi filsuf yang berhasil membangun filsafatnya dengan cara sistematis dan radikal. Apa yang menjadi filsafatnya dengan corak dan watak yang baru, dikenal sebagai filsafat Fenomenologi. Fenomenologi sebagai terma filsafat, sebenarnya sudah dipakai di dalam karya Hegel dalam mengungkapkan fenomena ruh dalam konsep dialektikanya. Begitu juga Immanuel Kant, sudah menggunakannya dengan arti berbeda ketika me...

madah sembilanbelas

Sepertinya kita harus kembali mencurigai semangat P encerahan. Seperti yang dibilangkan Adorno dan Horkeimer, Pencerahan adalah kata yang juga punya cacat. Semangat Pencerahan, seperti yang dibayangkan Kant, nampaknya tak selamanya adalah prinsip yang  sempurna. Sebagai sebuah peristiwa sejarah, pencerahan harus maklum, waktu adalah hakim yang tak pernah pandang bulu. Dalam sejarah, Pencerahan tidak bisa lagi dibayangkan seperti saat di awal kelahirannya, sebab pencerahan yang di dalamnya ada "aku" yang tegak dan otonom juga ternyata bermakna sesuatu yang lain;  cogito  yang soliter. Descartes barangkali tak pernah membayangkan,  cogito  yang ia temukan dalam terang kesadaran itu juga punya arti  yang lain.  Cogito  yang terang dan jelas itu, justru menjadi  cogito  yang terasing dari keterlibatan dunia. Aku yang berpikir, sebagai subtansi yang menjadi pusat, sudah dengan sendirinya adalah “aku” yang mengasingkan dunia dari diri...

filsafat

Konon filsafat adalah ilmu yang punya dampak praktis. Dahulu maksud yang praksis itu ditemukan dalam   theorea . Theorea dikenal dengan sikap pikiran yang terbuka terhadap kebajikan, sebuah sikap pikir yang tertib untuk mencandrai   nous , untuk melihat cosmos yang akbar, atau dengan kata lain,   theorea   adalah sebuah jalan untuk menjadi bajik, menjadi hanif dihadapan macrocosmos. Dengan   theorea , manusia diajak untuk menghindari   doxa , dalam pengertian Plato adalah kebenaran yang tak sahih, kenyataan yang cenderung berubah, pernyataan yang kerap kali tak bisa diyakini. Dengan theorea, manusia diajarkan jalan bios theoritikos, sebuah sikap hidup yang mengolah jiwa pada keabadian, pada yang stabil, sesuatu yang tetap. Sehingga dengannya manusia diarahkan untuk hidup bijaksana, untuk mencapai otonomi. Dengannya, otomatis bermaksud praxis. Juga   theorea   ada dalam agama-agama kuno. Yunani misalnya, ada   theoros , seorang wak...