Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label My opinion

Hari Pahlawan dan Perjuangan Era Global

Hari ini Senin yang heroik. 10 November punya makna yang historis; hari pahlawan. Bagi bangsa kita, hari pahlawan adalah momentum sejarah yang menyulut semangat patriotisme. Momentum yang asal usulnya dapat dirujuk pada peristiwa tegaknya kedaulatan bangsa di hadapan bangsa penjajah. Kala itu, Hotel Yamato, dalam memori kolektif kita, merupakan penanda historis sebagai pusat ingatan 10 November. Sejarah bangsa kita mengungkapkan, pertempuran yang ditaksir tiga hari oleh pihak sekutu akhirnya harus lancung sampai berbulan-bulan.  Dan peristiwa yang fenomenal itu; disobeknya bendera Belanda di atas Hotel Yamato, adalah sikap ekspresif  patriotisme bangsa Indonesia untuk menegakkan kedaulatan pasca proklamasi kemerdekaan. Perang 10 November di Surabaya, yang melibatkan masyarakat sipil, kaum muda dan kyai saat itu, merupakan perang pertama atas nama bangsa yang merdeka. Semangat patriotisme saat itu merupakan penentu yang monumental bagi bangsa yang baru saja memprokl...

Gayatri dan Sumpah Pemuda

Gayatri, putri Ambon penguasa 14 bahasa itu harus meregang nyawa. Oleh keluarganya dikatakan karena pendarahan otak. Ia sontak menjadi sorotan setelah kematiannya beberapa waktu yang lalu. Gayatri yang sudah mendapatkan 80 penghargaan itu memang putri bangsa yang cerdas. Sehingga kehilangannya menjadi duka dalam bagi bangsa. Salah satu sebabnya jarang kita temukan pemudi seperti gadis 17 tahun ini. Menguasai banyak bahasa dengan cara yang otodidak. Juga yang membuat kita takjub adalah Gayatri tidak lahir dari keluarga kaya yang mampu menyekolahkan anak dengan dukungan kelas privat bahasa, melainkan ia tumbuh jauh di Ambon bersama keluarga sederhananya. Begitulah kiranya Gayatri, putri bangsa yang menjadi duta ASEAN. Pemudi yang dinobatkan sebagai  The Young Hero oleh acara Kick Andy. Dara yang juga kerap berbicara di forum internasional ini sering kali mengingatkan dunia betapa pentingnya permasalahan anak untuk menjadi perhatian setiap pemerintahan.  Kehadira...

Jokowi dan Kepemimpinan Tanpa Tabu

Sampul Times, majalah yang terkenal di Amerika Serikat itu, pada terbitan tanggal  16 Oktober 2014.  menyebut Jokowi sebagai “the new hope” Barangkali agak berlebihan ekpektasi yang dibangun Times dengan menyebut Jokowi sebagai harapan baru. Pasalnya, “The New Hope” harapan baru, mengandung standar ganda. Pertama, Jokowi di mata internasional harus membuktikan kapasitasnya dalam skema politik luar negeri yang cenderung menguntungkan pihak asing untuk menyeimbangkan kebijakan-kebijakan internasional dengan kepentingan kedaulatan dalam negeri. Kedua, harapan baru di maknai sebagai metafora bagi rakyat indonesia untuk keluar dari pemerintahan yang selama ini terlampau birokratis. Saya membayangkan “the new hope” oleh majalah Times itu di saat Jokowi masih sebagai gubernur Jakarta saat acara puncak  k irab  b udaya  p agelaran  a gung  k eraton  s edunia 2013   silam. Dengan pakaiannya yang persis seperti seorang pendekar dan diarak oleh ...

membangun dunia

Seingat saya pada beberapa tahun yang lampau, saat kegiatan di salah satu kampus di sebuah forum diskusi, saya ditanya, pada saat yang tak diduga. Perihal buku yang saya terbitkan:Jejak Dunia Yang Retak, pernyataan yang fundamen, atau tepatnya pertanyaan yang elementer. Saya ditanyai tentang mengapa saya menulis buku ini, atau lebih dasariah lagi, mengapa saya menulis? Di waktu itu, di saat saya disuguhi pertanyaan demikian, diktum Sokrates tentang pada situasi tertentu terkadang pertanyaan jauh lebih berbahaya dari pada sebuah jawaban, saya alami. Pertanyaan yang tidak saya taksir datangnya itu memang berbahaya. Apalagi menyangkut hal yang elementer. Sebab bertanya, berarti membuka peluang untuk menggugat tatanan, memberikan ruang untuk membongkar apa yang sudah mapan. Dan itu berarti mengganggu kebakuan yang stabil, mengganggu apa yang sudah terkunci rapat dalam benak. Memang pertanyaan itu sungguh membikin saya terkejut. Untuk menjawab itu, apalagi dalam situasi sebagai pe...

Kaum Digital Natives

Di zaman modern seperti sekarang, dengan penggunaan media komunikasi dan teknologi secara massif, terutama di kota-kota besar saat ini, hadir golongan muda yang disebut sebagai kaum  digital Natives . Istilah ini merujuk pada lapisan muda masyarakat yang semenjak kecil dididik dan dibesarkan serta terbiasa dengan alat teknologi informasi dan komunikasi berbasis digital. Seperti lapisan masyarakat di berbagai dunia lain, kaum  digital natives  lebih peka dengan konsep kemajuan yang di tawarkan oleh era informasi seperti sekarang ini. Mereka bermain  games , mengoleksi lagu-lagu dalam format  mp3 , duduk berjam-jam di depan laptop, sebagian sibuk ber-BBM-an, dan tentu saja sebagaian besarnya mahir dan pandai berselancar dalam dunia maya. Kaum Digital Natives secara karakter berbeda dengan golongan yang secara umur di atas mereka. Anak-anak muda yang dibesarkan di dalam era digital lebih peka dan cekatan dalam merespon kemajuan teknologi dibandingkan dengan...

Budaya dan Bahasa Kita

Beberapa waktu yang lalu kita di hebohkan oleh hiruk pikuk pemberitaan media massa dari tayangan yang tak biasa. Tayangan yang dapat di unduh di youtube ini memutar rekaman video Vicky terkait dengan pertunangannya dengan artis papan atas Zaskia Gotik, penyanyi dangdut yang dikenal dengan goyang itiknya. Dalam video yang berdurasi hampir satu menit itu memuat bahasa Vicky yang  terdengar janggal dan aneh. Video yang banyak menyedot perhatian masyarakat itu, nampak Vicky mencampuradukkan kosa kata inggris dan Indonesia tanpa memperhatikan struktur atau kaidah bahasa formal yang sering di gunakan. Dalam video itu kata-kata semisal kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, harmonisisasi, statusisasi kemakmuran, dan labil ekonomi digunakan Vicky tanpa di dahului mengenal konteks pembicaraannya. Bahasa-bahasa demikian dicampur adukkan begitu saja sehingga terkesan intelektual dan cerdas. Goenawan Mohammad, seorang budayawan, menyebutkan dalam akun twitternya bahwa ge...

Disintegrasi Umat Beragama di Hadapan Pancasila*

Agama melalui kaca mata Sosiolog Prancis, Emile Durkheim, adalah fakta empiris. Walaupun tidak juga sepenuhnya benar. Namun apa yang dibilangkan Durkheim bisa kita pahami dalam kaca mata seorang pengamat yang memposisikan diri di hadapan dunia empiris. Ini berarti, agama sebagai kenyataan yang diinderai merupakan fakta yang bisa kita amati. Apa yang teramati bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan norma-norma, pranata-pranata, maupun simbol-simbol yang melatarbelakangi sikap hidup maupun perilaku orang-orang beragama. Secara inheren, agama adalah fitrah. Agama adalah kecenderungan yang dilahirkan dari nilai-nilai fitri. Atau secara filosofis, agama terkandung di dalam setiap hati manusia yang bersih. Dari sana sumber asal perilaku hidup manusia. Bahkan, dari hati yang bersih sumber keutamaan sifat manusia. Perilaku utama inilah yang dalam bahasa agama disebut Ahlak. Dalam kaca mata Durkheim, akhlak dalam situasi seorang sosiolog ditangkap sebagai fakta sosial; sikap hidup oran...

Sampan Sampang; Di larung Ketidakpastian

Seperti sampan yang melarung pada samudera yang buas. Tanpa kendali, tanpa pegangan, dilarung badai ketidakpastian. Hak untuk mengimani keyakinan harus berhadapan diametris dengan kekuasaan yang beringas. Agama yang mayor, agama kolektiv yang disulut emosi. Dimana hak berkeyakinan diterjemahkan dengan cara yang intoleran, sehingga toleransi beragama sekali lagi harus didefenisikan dengan cara yang monolitik. Keyakinan yang baik adalah keyakinan yang mendaku. Iman yang bukan ‘mereka’, melainka ‘kita’. Dan malangnya, ‘kekitaan’ yang irasional dan antidialogis  selalu diakhiri dengan pembumihangusan. Beberapa waktu yang lalu, secara dominatif, masyarakat Sampang seakan membenarkan tesis Emile Durkheim, bahwa masyarakat secara instrinstik memiliki kekuatan untuk menekan. Yang mana pada kasus Sampang, ditengahtengah masyarakat yang dikenal religius itu, menempatkan agama sebagai apparatus yang membenarkan perilaku kolektiv berupa pengusiran terhadap pengungsi penganut Syiah dari...