Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Baltazar: Si Beruang Kutub, Juru Bicara Kebebasan dari Jeruji Valle Central

Judul: Kenang-kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub Penulis: Claudio Orrego Vicuna Penerjemah: Ronny Agustinus Penerbit: Marjin Kiri ISBN: 978-979-1260-82-4 Tebal: 68 halaman “Barangsiapa sanggup membaca apa yang ada di balik mata seseorang, atau membaca spektrum sinar mentari di lembah, atau membaca bayang pertama di atas salju putih pegunungan, ia akan bebas selamanya” (hal.66). TIDAK seperti George Orwell melalui alegori politiknya, yang menggunakan banyak hewan-hewan dalam Animal Farm. Fabel politik Claudio Orrego Vicuna ini cuman butuh satu hewan untuk menyampaikan suasana atau gagasan mengenai kediktatoran kekuasaan politik. Memang, dalam novelet 68 halaman ini tidak ada satupun kata politik dituliskan untuk mencerminkan bahwa ini karya berbicara fakta itu. Tapi, jika pembaca mempertimbangkan faktor biografis, dan melihat novelet ini dari bayang-bayang penulisnya, maka tersirat dengan cara samar-samar bahwa karya ini j...

Surrogates dan Lubang Hitam Masyarakat Maya

Poster Surrogates (2009) Sutradara: Jonathan Mostow Pemain: Bruce Willis Radha Mitchell Rosamund Pike Boris Kodjoe Tanggal rilis: 24 September 2009 LIMBO. Setelah hampir sebulan kita dipukul mundur oleh Covid-19 sampai ke barak terakhir, nampaknya seluruh ruangan rumah jadi semakin intens membentuk pemahaman ulang mengenai apa arti rumah sebenarnya.   Rumah kian menjadi lebih diskursif karena akhirnya saya bisa memahami rumah bukan sekadar tempat mukim belaka. Bagi kelas pekerja, inilah saatnya untuk mengetahui lebih jauh apa sebenarnya fungsi rumah alih-alih melihatnya sebagai unit penunjang bagi pergerakan laba oleh sistem global kapitalisme.   Selama masa swakarantina, rasa-rasanya banyak kegiatan produktif bisa lebih bebas dilakukan tanpa khawatir disituasikan oleh logika kerja. Di pagi hari saya bisa leluasa menghabiskan banyak waktu bersama Banu mengajaknya menikmati sinar matahari sebelum membawanya ke belakang untuk dimandikan. Sa...

4 Jalan Spiritual Menghadapi Corona

Ladya Cheryl akan berperan sebagai Iteung dalam layar lebar  Seperti Dendam Rindu Harus dibayar Tuntas  adaptasi novel karangan Eka Kurniawan berjudul sama.  Ladya Cheryl terkenal lewat perannya di film Ada Apa Dengan Cinta sebagai Alya BANYAK peristiwa tidak terduga bisa membuat orang mengalami epiphany dan membuatnya menjadi seorang sufi. Fariduddin Al Attar, penulis Musyawarah Burung-Burung, menjadi pesuluk lantaran disadarkan oleh perkataan seorang  pembeli parfum yang awalnya ia acuhkan. ”Sedemikiankah keterikatan engkau kepada dunia sehingga menafikan yang lainnya?” kata customer   yang membutuhkan pelayanan Al Attar, yang sebenarnya adalah seorang darwish. Saat itu Al Attar sedang sibuk sendiri di belakang. Merasa tersinggung atas ucapan customernya, Al Attar terpancing, ”lalu apa yang sudah kau lakukan?” ”Aku berkelana ke berbagai tempat, dan berkhidmat di jalan Tuhan.” ”Lantas apa yang sudah kau peroleh dari pekerjaa...

Revolusi Senyap Covid-19: Ia Ada dan Berlipat Ganda

Ilustrasi grafis Corona. Corona berasal dari bahasa Latin yang berarti mahkota SAMPAI saat ini, hanya dua ideologi pemikiran yang berhasil menciptakan revolusi sosial politik di dunia: Komunisme, dan Syiah 12 Imam. Sekarang, dunia sedang mengalami devaluasi besar-besaran. Tatanan ekonomi dunia terancam resesi, percaturan politik ambruk, interaksi masyarakat macet, wahana kebudayaan dan pendidikan seret. Suatu disrupsi sedang mengancam kemapanan peradaban umat manusia. Pelan namun pasti, disrupsi berskala global ini digerakkan paksa suatu revolusi sunyi bernama… SARS-COV-2, yang menyebabkan pandemi Covid-19. Dari namanya, Covid-19 bukan istilah yang lahir dari abad 19, seperti komunisme, apalagi Syiah yang sudah ada jauh sebelumnya. Ia revolusi ala abad 21, lahir di tengah-tengah menguatnya konservatisme kanan, dan terberainya ideologi kiri tandingannya. Itu sebab tidak seperti pemikiran yang berasal dari abad 19, Covid-19 lebih up to date dan lebih mil...

Kekuatan dan Ketakutan

Lukisan The Scream karya Edward Munch.  Sumber: wikipedia.org TAHUN 1883 perut gunung Krakatau meledakkan lahar panas ke udara. Dentumannya terdengar sampai di Colombo dan Sri Lanka, Afrika. Seketika langit ditutupi debu panas berwarna merah menyala. Binatang-binatang berlarian tak karuan, apalagi manusia di bawahnya, tunggang langgang mencari perlindungan kesana kemari. Efek 27 kali ledakan bom atom itu berefek tsunami yang memusnahkan 165 desa, dan para nelayan di Afrika mengenang peristiwa itu dengan mayat-mayat yang mengapung di lautan berhari-hari setelahnya. Tragedi mencengangkan itu tidak saja meluluhlantakkan Nusantara, tapi juga membuat masyarakat dunia terutama benua Eropa ketakutan. Langit dan matahari sekonyong-konyong berubah menjadi berwarna merah gelap. Saking dahsyatnya ledakan itu, efek debu ledakkan Krakatau bertahan di atas langit Eropa sampai berbulan-bulan lamanya. Fenomena alam ini mengilhami pelukis Norwegia Edvard Munch mel...

As Laksana dan Bidadari yang Mengembara

Bidadari yang Mengembara --2018-2020 DI SAAT tertentu seperti akhir pekan, ketika pikiran membutuhkan sesuatu yang menyegarkan lebih dari secangkir kopi, secara otomatis pikiran saya tertuju kepada sosok penulis yang telah banyak berkiprah dalam semesta tulis menulis tanah air: As Laksana.   Belakangan saya baru menyadari, entah dimulai dari kapan, entah dalam tempo seminggu, tiga minggu, atau berbulan lamanya, saya terbiasa tergerak mencari tulisan-tulisannya. Selain AS Laksana, Eka Kurniawan—belakangan Gusmuh— adalah sosok lain yang hampir sama dengannya. AS Laksana adalah sosok yang secara tidak langsung menginspirasi saya dalam menulis. Banyak tulisan-tulisannya menjadi tempat saya menimba ilmu bagaimana teknik membuka suatu tulisan agar tidak kelihatan klise, membuat kalimat tanpa bertele-tele, atau menyampaikan gagasan dengan cara yang ”ringan”. Pernah suatu masa sosok seperti Goenawan Muhammad membuat saya tergila-gila melalui Catatan Pinggirnya, dan ...

Setelah Mengepung Kota, Corona Turba ke Desa-Desa

Corona berasal dari bahasa Latin  yang berarti "mahkota".  Duri berbentuk seperti  mahkota di permukaan virus itu adalah alasan kenapa  ia diberi nama tersebut. SAYA membuat tulisan ini di dalam wc saat BAB setelah melihat postingan FB Puthut EA tentang foto-foto lokdon ala kampung di Yogyakarta. Bukan soal apanya. Corona membuat kita harus lebih aptudet mengikuti informasi setiap waktu, di setiap kondisi dan keadaan. Bagi orang awam seperti saya ini  informasi adalah kunci, sama seperti para ilmuwan dunia dikejar waktu mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang seluk beluk, karakter, dan esensi corona demi menciptakan vaksinnya. Informasi adalah kunci. Saat ini penyebaran informasi belum merata. Jauh dari pusat kota, banyak masyarakat desa masih mengira keadaan aman-aman saja. Di desa saya tinggal, banyak warga mendengar Covid-19 melalui televisi, dan sekali pernah diumumkan lewat toa masjid mengenai ajaka...