SETELAH hampir sebulan bermukim di dalam rumah akibat Covid-19, sering terlintas pertanyaan-pertanyaan serampangan yang membuat saya tergelitik untuk merefleksikan apa sebenarnya makna rumah bagi masyarakat Timur seperti kita ini. Pertama, apakah kebudayaan kita, terutama Sulawesi Selatan, menganggap rumah hanya sekadar tempat tinggal? Apakah pernah ada dalam sejarah lokal yang membuat rumah berfungsi produktif ketimbang hanya dianggap ranah domestik? Masyararakt Barat membagi dua ranah kehidupannya menjadi ruang privat dan ruang publik. Kedua, apakah rumah bagi kebudayaan lokal memposisikan hal yang serupa? Apakah urusan rumah tangga dianggap ranah privat yang tidak bisa berbaur dengan urusan publik. Ketiga, apakah urusan rumah tangga dengan sendirinya bukan medan politis yang jauh dari urusan kepublikan? Mungkinkah ada peluang melihatnya dengan kacamata lain, bahwa rumah dalam kearifan lokal Bugis Makassar, mendudukkan urusan rumah tangga juga sebagai bagian dari ur...