Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Nama-nama yang Mesti Dikenang di Hari Pendidikan Nasional

Di hari pendidikan ini, ingin saya tulis nama-nama guru-guru yang telah berjasa bagi pendidikan saya selama ini. Tentu tidak semua dikarenakan tidak semua guru membuat kesan kuat dalam ingatan saya: Guru dan wali kelas SD kelas 1. Bertahun-tahun setelah saya dewasa, saya kesulitan mengingat nama-nama guru terutama saat duduk di bangku sekolah dasar tahap awal. Nama wali kelas saat itu juga tidak saya ingat, apalagi wajahnya. Mungkin, suka duka para guru-guru SD terutama di kelas-kelas awal, adalah betapa sulitnya mereka diingat oleh murid-muridnya kelak. Meskipun demikian, merekalah para pelopor pendidikan di periode awal pertumbuhan seorang anak. Tanpa mereka apa jadinya kita ini. Ibu Bene dan Ibu Mince. Dua nama ini paling saya ingat selain Ibu Jum, guru agama saya saat bersekolah di SD N 1 Bonipoi Kupang, NTT. Ibu Bene adalah wali kelas saat saya duduk di kelas 6, dan Ibu Mince merupakah guru olahraga sekolah yang berpenampilan tegas, bersuara lantang, dan tomboi. Ibu Bene g...

Riwayat Kepunahan Sapiens: Dari Wadah menjadi Wabah

Creation of Ai SEJARAH makhluk hidup berupa hewan purba yang sering saya lihat melalui layar kaca lebih satu dekade lalu, memperlihatkan bahwa hewan-hewan bertubuh besar, punah oleh benda-benda raksasa. Sekitar dua ratus juta tahun lalu, batu-batu panas berukuran raksasa turun seperti hujan, dan   membuat kelompok hewan eksotik bernama dinosaurus seketika punah. Saat itu setengah isi bumi meleleh, dan sisanya tenggelam sekaligus membentuk gugusan pulau-pulau baru. Sekarang, hujan batu-batu itu sering diabadikan dan dipertontonkan untuk mengingatkan, kelak peristiwa yang sama akan juga kita alami. Di saat malam hari, kadang peristiwa hujan batu yang lain membuat orang melayangkan doa seolah-olah benda itu jatuh dapat mengubah jalan hidup seseorang. Di lain waktu, bintang jatuh meninggalkan ekor panjang berwarna orange, sehingga banyak orang menganggap kejadian itu sebagai pengalaman yang mengagumkan. Di balik kekaguman kita terhadap benda angkasa beruku...

Bangsa-Bangsa Empatik

Ilustrasi kapal-kapal di masa lalu yang dijadikan transportasi antar bangsa Awal waktu Covid-19 merajalela di negeri Tirai Bambu Cina, beredar di jaringan dinding dunia maya, gambar kardus-kardus bantuan alat kesehatan dari Jepang. Yang unik, saat perhatian Cina terkuras untuk mengatasi pandemi ini, diselipkan sebait puisi di kotak bantuan berisi masker dari Jepang itu: ”Meski berasal dari tempat yang berbeda, namun kita berada di bawah langit yang sama.” Sejarah puisi ini diambil dari kata-kata Daiwaj Tseiden, sebuah cerita Jepang tentang biksu Buddha Cina Jianzhen yang bepergian di Jepang pada abad ke-8. Dikutip dari Tempo, baris puisi ini dijahit dan diberikan kepada Jianzhen dari seorang kaizar Nagaya yang mengundangnya untuk berceramah tentang ajaran Buddha di Jepang. Merasa tersentuh atas undangan itu, Jianzhen menyanggupi undangan sang raja. Belakangan, ketika Cina berangsur pulih menyatakan menang atas keganasan virus corona, Cina berbalik mengirimkan bantua...

Kapitalisme Waktu: Bagaimana Si Kaya Mati (Suatu Telaah atas in Time (2011))

Ilustrasi aktivitas pabrik. Salah satu kunci kemenangan kapitalisme Sumber gambar di sini Film fiksi ilmiah in Time (2011), saya kira, kisah fiksi yang kurang lebih dekat dengan pengertian marxisme dalam melihat kancah kehidupan masyarakat yang dikuasai modal.  Dalam film ini setiap manusia terlahir membawa tanda jam digital dilengannya, dan berhenti menua di usia 25 tahun. Tanda jam digital yang tertanam di tiap lengan manusia menandai saldo waktu yang sekaligus menjadi tanda usia mereka. Untuk mencegah kelebihan penduduk, waktu menjadi mata uang dan alat untuk membeli barang mewah dan keperluan lainnya.   Film in Time awalnya berjudul i’m.mortal untuk mengesankan bahwa cita-cita setiap orang dalam hidup adalah keabadian. Meski demikian dalam i n Time keabadian itu bukan merupakan dunia metafisis pasca kematian, melainkan suatu eksistensi berbasis materil yang ditandai dari kepemilikan saldo waktu tanpa batas. Coba bayangkan jika saldo ATM Anda ...

Utopia Kuburan Kapitalisme di Hari Buruh Sedunia

Gambar pamflet peringatan Hari Buruh Sumber gambar di sini BURUH atau kelas yang tertindas itu memang tragis. Tak memiliki apa-apa selain tenaga. Tak memiliki apa-apa selain otot. Dalam sistem pemuja kapital, tenaga dan otot mereka dikuras dan diisap. Mereka mengalami keterasingan, dari mesin-mesin, dari barang-barang, juga dari masyarakat. Alienasi itu memang ajaib mengubah manusia. Kerja satu-satunya milik buruh berubah menjadi milik tuan pemodal. Dengan upah, tuan-tuan modal memiliki semacam mukjizat, semacam kelebihan: menyulap buruh jadi alat kekayaan. Maka dari itu buruh jadi manusia yang kerdil. Di dalam sistem kapitalistik, buruh bukan berarti pribadi individualistik. Di dalam roda industrialisasi, buruh jadi kelas, buruh jadi kaum. Sebab itulah di balik sistem kapitalistik, ada penjajahan massal. Di dalam urat nadi industrialisasi kaum buruh menjadi seperti atom di dalam tatanan akbar kapitalisme. Ia kecil tapi signifikan justru bukan bagi kelasnya. Di dala...

Tubuh al Insan, Kebajikan Badani saat lulus PSBB

Nurhidayat “Images dévorantes” (2017). 150 cm x 150 cm, cat akrilik di atas kanvas.  FOTO: Nurhidayat. Sumber:  https://artspace.id/ SELAMA ramadan kali ini, tubuh dan jiwa mengalami ujian dua kali lipat dari biasanya. Masa PSBB membuat jiwa, terutama tubuh mengalami pembatasan radikal dan ekstrem. Tubuh seketika tidak dapat bergerak kemana-mana. Pengalaman spasialnya otomatis menyempit untuk tidak mengatakannya hilang sama sekali. Tubuh, berkat PSBB mau tidak mau mesti menerima rumah sebagai satu-satunya wahana tempat ia bergerak. Agak unik melihat fenomena ini, oleh sebab seolah-olah secara sosial tubuh mengalami obesitas. Ia sulit bergerak berpindah dari satu ruang ke ruang lain, walaupun tidak sama sekali kelebihan serat daging. Meski tubuh fisik secara fungsional mampu mengatasi ruang yang maha melimpah,   namun tetap saja, di luar, ruang sosial yang lebih luas, tubuh mengalami penyempitan kehilangan kemampuan bergeraknya seperti saat keleb...

Merisik 5 Jalan Permenungan dari Rumah

PANDEMI corona, selama lebih sebulan ini, diterima tidak diterima, berhasil mendesak manusia mengurung diri sampai ke pertahanan terakhirnya. Perkumpulan banyak orang di pasar, kantor, masjid, terminal, sekolah, warung kopi, dlsb., dipecah menjadi satuan atomik terpisah-pisah sampai ke rumah-rumah. Di tempat inilah, semua pekerjaan yang sering dilakukan di luar mesti diambil alih dari rumah. Mendadak rumah jadi kantor, rumah jadi sekolah, dan rumah jadi tempat ibadah. Singkatnya, pandemi corona telah mengurai seluruh aktivitas kepublikan menjadi sebatas wilayah domestik. Menarik sebenarnya melihat gejala ini dari sisi seperti apa masyarakat merespon perubahan mendadak ini. Di samping struktur ekonomi, politik, dan budaya ikut berubah, struktur agama juga mau tidak mau ikut berubah. Fenomena ditutupnya masjid, berhentinya pengajian, nonaktifnya salat berjamaah, berkurangnya kas masjid, sampai menganggurnya imam memimpin salat, merupakan dampak langsung dari masifnya penyeba...

Esai Pengantar Arwah Luis Sepúlveda, Penulis Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta

Rest in Peace Luis Sepúlveda (1949-2020). BUKU ini tipis saja, dan setelah membacanya, sampai sekarang saya masih ”berutang budi” kepada penulis buku ini. Saya belum sekalipun menyempatkan menulis beberapa kata atas pengalaman membaca kisah memukau yang ditulis orang yang pernah diasingkan rezim militer Pinochet, semenjak ia muda ini. Sampai akhirnya saya membaca status penerjemah buku yang berjudul asli Un viejo que leia historia de amor, Ronny Agustinus, tadi malam. Pemilik penerbit Marjin Kiri itu mengabarkan sang penulis wafat karena telah seminggu lebih berjuang melawan virus corona di tubuhnya. Diberitakan La Vanguardia, salah satu media di Spanyol, Sepúlveda mengalami gejala Covid-19 setelah pulang dari festival sastra Correntes d’Escritas in Póvoa de Varzim di Portugal. Sepúlveda mengembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (16/4/2020), setelah lebih enam pekan sejak 25 Februari terdeteksi mengalami gejala corona di Rumah Sakit Pusat Universitas Asturias (Oviedo)...