Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Dengarlah Nyanyiaan Angin dan Akar-Akar Modernisme di Dalamnya

Identitas Buku: Judul: Dengarlah Nyanyian Angin Penulis: Haruki Murakami Tebal Buku: IV + 119 halaman Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan: Keempat, Oktober 2018 ISBN: 978-602-424-407-1 DENGARLAH Nyanyian Angin ditulis Murakami dengan pembukaan yang jitu. Dimulai dengan pernyataan yang singkat tapi sekaligus menggoda: “Tidak ada kalimat yang sempurna. Sama seperti tidak ada keputusasaan yang sempurna.” Bagi saya, kalimat ini pertaruhan Murakami dengan para pembacanya. Ibarat sedang berjudi, ia menaruh taruhan tinggi sejak di kalimat pertamanya. Jika ia kalah, si pembaca akan berhenti dan memikirkan hal lain tinimbang melanjutkan membacanya. Namun jika menang –dan ini terjadi di setiap karangan-karangannya yang lain— ia layak menguasai benak pembacanya dengan dunia yang dikarangnya. Kemenangan Murakami melalui kalimat pembukanya ibarat lubang hitam. Ia menarik dan sekaligus menyedot. Membawa arus perhatian pembaca masuk jauh lebih dal...

Vendredi si Teledor dan Revolusi di Pulau Harapan

Judul : Kehidupan Liar Penulis: Michel Tournier Penerjemah: Ida Sundari Husen Penerbit: Gramedia Pustaka Edisi: Pertama,  November 2016 Tebal: VII+ 135 halaman ISBN: 978-602-424-142-1 REVOLUSI  di sini hanya berarti kiasan. Yang terjadi sebenarnya adalah rontoknya bertahun-tahun kehidupan yang telah dibangun Robinson Crusoe di pulau tempatnya terdampar. Dinding gua-gua, kebun-kebun, peternakan, sejumlah alat rumah tangga dan harta karun yang disimpannya di dalam ceruk-ceruk gua luluh lantak akibat ledakan dahsyat. Ledakan itu berawal dari simpanan mesiu yang disembunyikan Robinson di bawah dinding gua. Tanpa sengaja Vendredi si Indian, pembantu Robinson yang diselamatkannya dari upaya ritual pembunuhan, melempar pipa rokok secara asal-asalan. Tanpa mereka duga, pipa itu malah jatuh di atas gentong-gentong bubuk mesiu. Dan seperti sudah diceritakan di atas, kejadian sepele itu menimbulkan ledakan maha dahsyat memakan hampir seperdua pulau itu. Apa bo...

Agama dan Toleransi

TOLERANSI. Waktu masih domisilika di Kupang, NTT, sebelum meletuski kerusuhan 98 dan kasus Tim-Tim, yang namanya perbedaan atas keyakinan belum menjadi masalah kayak begini. Tetangga-tetanggaku tidak pernah pusing kalo di lingkungan mereka hidup keluarga-keluarga muslim. Bahkan, yang namanya urusan ibadah setiap tetangga bebas melakukan tanpa ada beban moral merasa tertekan dan was-was. Kami, yang hari itu memang minoritas muslim, begitu juga. Tidak ada itu dibilang ada unsur masyarakat yang kajili-kajili menegur kalo mereka merasa terganggu. Semua baik-baikji. Waktuka SD ketua kelasku muslim. Dan perempuanki juga --yang mungkin hari ini sulitmi didapat karena biar masalah agama dibawa-bawa juga sampai di lingkungan sekolah. Uniknya di kelasku mayoritas murid-murid Kristen. Ibu wali kelasku juga Kristen. Kepala sekolah juga Kristen, dan memang rata-rata guru-guruku mayoritas Kristen. Tapi biar mamo Kristen, mereka semua baik-baik. Tidak pernahji bawa-bawa agama ketika mengaja...

Banu di Antara Cerpen-Cerpen Eka Kurniawan

Judul : Corat-coret di Toilet Penulis: Eka Kurniawan Penerbit: Gramedia Pustaka Edisi: Pertama,  April 2014 Tebal: 130 halaman ISBN: 978-602-03-0386-4 AGAK aneh merasakan sensasi membacakan cerpen kepada bayi yang belum genap empat bulan. Pengalaman ini saya alami langsung ketika sudah empat hari berturut-berturut membacakan Banu cerpen-cerpen karangan Eka Kurniawan. Cerpen-cerpen itu saya comot bebas begitu saja dari rak buku. Kebetulan Corat-Coret di Toilet-lah yang pertama kali digapai tangan saya. Walaupun jauh di alam bawah sadar, nama Eka Kurniawan sudah menjadi canon sastra kiwari. Ini tidak lebih dari betapa –sadar tidak sadar- karangan Eka Kurniawan, terutama Cantik Itu Luka, sedikit banyak mengubah persepsi saya tentang –khususnya- moralitas manusia. Seperti diketahui Cantik Itu Luka adalah karangan yang kompleks meriwayatkan sejarah Indonesia mulai masa penjajahan sampai rezim orde baru. Dengan menggunakan berbagai macam teknik canggih –mengi...

Robinson Crusoe dan Kehidupan Liar di Pulau Harapan

Judul : Kehidupan Liar Penulis: Michel Tournier Penerjemah: Ida Sundari Husen Penerbit: Gramedia Pustaka Edisi: Pertama,  November 2016 Tebal: VII+ 135 halaman ISBN: 978-602-424-142-1 KEHIDUPAN LIAR . Semalam, dengan terengah-engah, saya baru saja menyelesaikan novel klasik karangan Michael Tournier: Kehidupan Liar. Pasca itu saya berusaha menuliskan apa saja yang bisa saya ungkap dari novel yang mengasyikkan ini. Walaupun begitu, tulisan yang saya bikin belum rampung juga. Karena diserang kantuk, draf yang baru dua halaman itu saya simpan belaka untuk nanti dilanjutkan kembali. Kehidupan Liar becerita tentang Robinson Crusoe, seorang pria yang terdampar di pulau tak berpenghuni akibat kapal yang ditumpanginya karam dihantam gugusan batu karang di sekitar perairan Chili. Selama tiga puluh tahun --sesuatu yang tidak diketahuinya-- ia bersama Vendredi, pria keturunan suku Indian yang diselamatkan Robinson dari upacara pengorbanan kematian, menjalani ca...

Imajinasi dan Nasionalisme

Benedict Anderson. Indonesianis.  Penulis buku Di Bawah Tiga Bendera IMAJINASI. "Tetapi dalam kenyataan, semua komunitas, asalkan lebih besar dari dusun-dusun primordial di mana para anggotanya bisa saling bertatap muka langsung setiap hari (bahkan mungkin komunitas semacam ini pun), adalah komunitas terbayang." Petikan di atas adalah ungkapan Benedict Anderson, Indonesianis terkemuka ketika memperkenalkan konsep imagined communities. Konsep ini begitu fundamental menerangkan masih rentannya konsep nasionalisme sebagai gagasan kebangsaan yang lahir bukan sebagai komunitas politik belaka. Imagined communities sering kali disalahartikan karena betapa barunya gagasan ini ketika pertama kali diungkapkan Benedict Anderson. Hal ini dinyatakan dalam kata pengantar melalui buku yang sama yang ditulis Daniel Dhakidae bahwa nasionalisme sebagai gagasan kebangsaan walaupun sifatnya yang masih baru ---muncul di abad 19--- juga karena dipahami sebagai konsep yang s...