Langsung ke konten utama

Postingan

Literasi Desa Labbo: Dari Desa, Oleh Desa, dan Untuk Desa

Ini bocoran saja: dua hari lalu saya didadak Sulhan Yusuf agar segera meresensi buku teranyar dari salah satu desa di Bantaeng --kabupaten di Sulawesi yang mencuri perhatian kita 1 dekade belakangan--"Literasi Dari Desa Labbo". Buku kumpulan tulisan yang tempo hari sudah saya ketahui cikal bakal kedatangannya. Tapi, berhubung masih diikat kesibukan lain, saya akhirnya baru bisa menulis ini di sela-sela pertemuan akhir kelas kuliah yang saya ampu. Sembari memberikan final mahasiswa, saya mencuri waktu agar tulisan yang dibuat ini dapat rampung dan dinikmati sesuai pesanan. Bukan rahasia lagi, cara untuk mengapresiasi buku-buku yang diterbitkan orang-orang dekat atau komunitas yang sevisi, kami-kami sering saling "memesan", saling mendukung, dan juga saling menyemangati entah dengan cara apa. Resensi ini salah satu wujudnya. Saya yakin di balik terbitnya buku ini, "pesanan" adalah kekuatannya. Seperti dituliskan dari catatan penyunting, buku i...

Ahlan Wa Sahlan 2019, Berusia Panjang Dikutuk Bernasib Sial!

Cover buku Soe Hok Gie ”Zaman Peralihan”.  Gie adalah aktivis dan mahasiswa Fakultas Sastra  Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969 MEMILIKI  usia yang panjang nampaknya bisa menjadi masalah tersendiri. Pertama, sebagai sepuh, ketebalan pengalaman kehidupan yang berlapis-lapis bakal membuat kehidupan ibarat video game yang sudah tamat berkali-kali. Tidak ada tantangan. Semua kunci dan jalan-jalan rahasia tidak bakal membuat diri semringah merasakan sensasi yang ndakik-ndakik. Semua rahasia kehidupan baik yang tersembunyi di ceruk-ceruk bumi sampai yang terselip dalam ruas ruang kosong ayat-ayat kitab suci, bukan lagi hal baru. Semuanya nampak biasa saja. Sensasinya sudah aus, malah. Kedua, lantaran panjangnya usia, dan sudah kebanyakan makan asam manis kehidupan, kematian adalah satu-satunya pilihan wajar daripada ikut menyaksikan zaman kemaruk yang bedebah ini. Daripada dibuat pusing bukan lagi tujuh keliling, mungkin lebih, atau bahkan le...

Dengarlah Nyanyiaan Angin dan Akar-Akar Modernisme di Dalamnya

Identitas Buku: Judul: Dengarlah Nyanyian Angin Penulis: Haruki Murakami Tebal Buku: IV + 119 halaman Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan: Keempat, Oktober 2018 ISBN: 978-602-424-407-1 DENGARLAH Nyanyian Angin ditulis Murakami dengan pembukaan yang jitu. Dimulai dengan pernyataan yang singkat tapi sekaligus menggoda: “Tidak ada kalimat yang sempurna. Sama seperti tidak ada keputusasaan yang sempurna.” Bagi saya, kalimat ini pertaruhan Murakami dengan para pembacanya. Ibarat sedang berjudi, ia menaruh taruhan tinggi sejak di kalimat pertamanya. Jika ia kalah, si pembaca akan berhenti dan memikirkan hal lain tinimbang melanjutkan membacanya. Namun jika menang –dan ini terjadi di setiap karangan-karangannya yang lain— ia layak menguasai benak pembacanya dengan dunia yang dikarangnya. Kemenangan Murakami melalui kalimat pembukanya ibarat lubang hitam. Ia menarik dan sekaligus menyedot. Membawa arus perhatian pembaca masuk jauh lebih dal...

Vendredi si Teledor dan Revolusi di Pulau Harapan

Judul : Kehidupan Liar Penulis: Michel Tournier Penerjemah: Ida Sundari Husen Penerbit: Gramedia Pustaka Edisi: Pertama,  November 2016 Tebal: VII+ 135 halaman ISBN: 978-602-424-142-1 REVOLUSI  di sini hanya berarti kiasan. Yang terjadi sebenarnya adalah rontoknya bertahun-tahun kehidupan yang telah dibangun Robinson Crusoe di pulau tempatnya terdampar. Dinding gua-gua, kebun-kebun, peternakan, sejumlah alat rumah tangga dan harta karun yang disimpannya di dalam ceruk-ceruk gua luluh lantak akibat ledakan dahsyat. Ledakan itu berawal dari simpanan mesiu yang disembunyikan Robinson di bawah dinding gua. Tanpa sengaja Vendredi si Indian, pembantu Robinson yang diselamatkannya dari upaya ritual pembunuhan, melempar pipa rokok secara asal-asalan. Tanpa mereka duga, pipa itu malah jatuh di atas gentong-gentong bubuk mesiu. Dan seperti sudah diceritakan di atas, kejadian sepele itu menimbulkan ledakan maha dahsyat memakan hampir seperdua pulau itu. Apa bo...

Agama dan Toleransi

TOLERANSI. Waktu masih domisilika di Kupang, NTT, sebelum meletuski kerusuhan 98 dan kasus Tim-Tim, yang namanya perbedaan atas keyakinan belum menjadi masalah kayak begini. Tetangga-tetanggaku tidak pernah pusing kalo di lingkungan mereka hidup keluarga-keluarga muslim. Bahkan, yang namanya urusan ibadah setiap tetangga bebas melakukan tanpa ada beban moral merasa tertekan dan was-was. Kami, yang hari itu memang minoritas muslim, begitu juga. Tidak ada itu dibilang ada unsur masyarakat yang kajili-kajili menegur kalo mereka merasa terganggu. Semua baik-baikji. Waktuka SD ketua kelasku muslim. Dan perempuanki juga --yang mungkin hari ini sulitmi didapat karena biar masalah agama dibawa-bawa juga sampai di lingkungan sekolah. Uniknya di kelasku mayoritas murid-murid Kristen. Ibu wali kelasku juga Kristen. Kepala sekolah juga Kristen, dan memang rata-rata guru-guruku mayoritas Kristen. Tapi biar mamo Kristen, mereka semua baik-baik. Tidak pernahji bawa-bawa agama ketika mengaja...

Banu di Antara Cerpen-Cerpen Eka Kurniawan

Judul : Corat-coret di Toilet Penulis: Eka Kurniawan Penerbit: Gramedia Pustaka Edisi: Pertama,  April 2014 Tebal: 130 halaman ISBN: 978-602-03-0386-4 AGAK aneh merasakan sensasi membacakan cerpen kepada bayi yang belum genap empat bulan. Pengalaman ini saya alami langsung ketika sudah empat hari berturut-berturut membacakan Banu cerpen-cerpen karangan Eka Kurniawan. Cerpen-cerpen itu saya comot bebas begitu saja dari rak buku. Kebetulan Corat-Coret di Toilet-lah yang pertama kali digapai tangan saya. Walaupun jauh di alam bawah sadar, nama Eka Kurniawan sudah menjadi canon sastra kiwari. Ini tidak lebih dari betapa –sadar tidak sadar- karangan Eka Kurniawan, terutama Cantik Itu Luka, sedikit banyak mengubah persepsi saya tentang –khususnya- moralitas manusia. Seperti diketahui Cantik Itu Luka adalah karangan yang kompleks meriwayatkan sejarah Indonesia mulai masa penjajahan sampai rezim orde baru. Dengan menggunakan berbagai macam teknik canggih –mengi...