Langsung ke konten utama

Postingan

Pengetahuan Abnormal a la Jurgen Habermas

Jurgen Habermas filsuf dan sosiolog Jerman. Ia adalah generasi kedua dari Mazhab Frankfurt.  Jurgen Habermas adalah penerus Teori Kritis oleh para pendahulunya: Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse Jurgen Habermas membedakan dua jenis pemahaman, yakni pemahaman yang normal dan pemahaman abnormal.   Pemahaman yang normal menurut Habermas adalah jenis pengetahuan saling mengerti antara dua orang yang berkomunikasi. Kesalingpengertian ini bisa dimungkinkan lantaran berasal dari titik berangkat yang sama berupa bahasa yang sama-sama saling dipahami sebagai medium komunikasinya. Contoh misalnya, dua warga Indonesia yang setiap hari berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dua warga ini tidak bakal menemukan kesulitan saat   menyatakan pikirannya   dan menangkap maksud percakapan lantaran sama-sama mengerti   setiap arti dari bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Bagi Habermas, dua warga Indonesia ini kecil kemungkinan terjerum...

5 Jenis Mahasiswa Senior Bakal ditemui ketika Menjadi Mahasiswa Baru

Menjadi mahasiswa baru adalah pengalaman tersendiri bagi sebagian orang. Selain merupakan masa transisi dari kehidupan “pra-pencerahan”, ia juga menjadi penanda bertambahnya tanggung jawab sebagai pelanjut generasi bangsa. Dunia kemahasiswaan adalah semesta pengalaman yang unik. Ketika  je menjadi mahasiswa baru,  je  bakal menemukan dunia yang berbeda dari masa SMA dulu. Mulai dari beban sks,  gonta-ganti jadwal mata kuliah, teman nongkrong kece-kece(le), aneka ragam dosen kelas bulu sampai kelas berat, pembayaran ini itu, aktifitas organisasi macam-macam, hingga tentu senior-senior kegatelan ingin mendekati  je  seperti calo tiket terminal. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan amatiran eike, tulisan ini ingin menyajikan 5 jenis mahasiswa senior yang bakal  je  temui ketika menjadi mahasiswa baru. 1.  Senior tipe ustaz/ustazah Tipe pertama senior ini banyak bermunculan ketika kampus dikepung organ-organ berhaluan agama. Mul...

Pertanyaan untuk Sang Pengarang

Cerpen bukan hanya keterampilan seni bercerita. Atau sekadar menyusun urutan-urutan peristiwa berdasarkan hukum kausalitas tertentu, dan menempatkan ”peristiwa kunci” di akhir cerita yang sering membuat orang merasa kaget. Cerpen juga bukan seolah-olah menceritakan belaka pengalaman-pengalaman di sekitar sang pengarang sembari ikut mengubahnya berdasarkan kreatifitas imajinasinya. Cerpen, sejauh yang dipahami juga adalah media penceritaan yang menggambarkan seberapa tekun sang pengarang mau ikut serta menciptakan kehidupan yang bermartabat dan bebas dari beban sosial yang melingkupinya. Akhir-akhir ini situasi masyarakat banyak mengalami anomali-anomali. Semakin ke sini, dilatarbelakangi globalisasi, menguatnya masyarakat pos industrial, merebaknya pemahaman ekstrim politik keagamaan, maraknya hoax , serta kemunculan generasi mutakhir digital native , kehidupan kita banyak dibebani dan diharuskan menyelesaikan persoalan-persoalannya dengan cara yang jauh lebih bijak dari...

Membela Suara Meiliana

Erich Pinchas Fromm.  Seorang Psikolog sosial,  psikoanalis, sosiolog, dan filsuf berkebangsaan Jerman.  Fromm  dikenal dengan pandangan Psikologi humanistiknya Malangnya, becermin dari kasus ibu Meiliana, wanita asal Tanjung Balai, Sumut yang dihukum 18 bulan bui karena mengeluhkan volume azan di masjid, jangan-jangan religiusitas yang kita perjuangkan selama ini adalah jenis religiusitas yang angkuh. Namun juga sekaligus ringkih. Religiusitas yang angkuh, entah bagaimana caranya, seolah-olah melenyapkan suatu ciri yang sudah menjadi tulang sumsum bangsa kita: kepedulian. Dulu kepedulian itu senantiasa dipegang sama-sama, dipikul  di atas pundak bersama yang kiwari sudah kedengaran klise: tenggang rasa. Tapi, kini semuanya kian menegang. Semua dimulai dari suatu keyakinan yang monolitik. Suatu jenis pandangan agama yang berdiri di atas menara-menara gading dan bukan didudukkan di dalam rumah-rumah sesama. Sudah merupakan hukumnya...

Merdeka dari Kebencian

Mohammad Natsir. Pemikir dan Pendiri Masyumi Perdana Menteri dalam pemerintahan Soekarno pada 1950.  Perselisihannya dengan Soekarno mengenai Islam dan Sekulerisme  masih sering mewarnai pembicaraan ideologi saat ini Akhir Desember 2015, BBC melaporkan, di tahun yang sama adalah tahun kebencian bagi Inggris. 2015: The Year that Angry Won The Internet, begitu bunyi judulnya . Laporan itu merujuk data-data  yang dikeluarkan Demos, suatu lembaga think tank di Inggris yang merata-ratakan 480 ribu pesan berisi kebencian ras di tweet-kan melalui Twitter tiap bulan pada tahun 2015. Jika beradasarkan hitungan Demos, di Inggris, dalam satu tahun rata-rat ada 5.760.000 ujaran kebencian beredar melalui Twitter. Hitung-hitungan ini akan jauh lebih besar kalau mengikutkan platform media sosial lain dan arus penyebarannya. Tidak bisa dibayangkan betapa besarnya arus kebencian yang malangmelintang dari hari ke hari melalui dunia maya. Masih mengacu BBC, api pemic...

Pad Man: Melawan Kemiskinan dengan Pembalut

Data Film: Sutradara : R. Balki Genre : Biografi, drama, komedi Cast : Akshay Kumar, Sonam Kapoor, Radhika Apte Durasi : 140 menit Tahun rilis : 2018 Studio : Grazing Goat Pictures Rating : 8.2/10 (IMDb), 100% (Rotten Tomatoes) LAKSHMIKANT Chauhan dilanda kegalauan setiap istrinya memasuki masa haid. Gayatri, Istrinya, lebih memilih memakai kain lap sebagai pembalut. Kegalauan Lakshmi semakin menjadi-jadi lantaran setiap kali haid, setiap itu pula istrinya menggunakan kain yang sama sebagai penggantinya. Hingga suatu hari, dengan uang pinjaman, Lakshmi membelikan pembalut untuk istrinya. Bukannya berterima kasih, lantaran mahal, Gayatri malah menolak pembalut pemberian suaminya. Didorong kegundahan melihat polah istrinya dan kehidupan yang dililit kemiskinan, Lakshmi bereksperimen membuat pembalut dari mesin sederhana yang diciptakannya sendiri. Setelah melalui beberapa percobaan Lakshmi kembali membujuk istrinya menggunakan pembalut buatannya. Tidak didu...

Prasangka dalam Hermeneutika Gadamer

Perlu diketahui sebelumnya, prasangka dalam hermeneutika Gadamer bersifat netral sejauh itu dipahami sebagai perantara pemahaman manusia untuk memahami keadaan dan dunianya. Bahkan dalam pikiran Gadamer prasangka memiliki kedudukan yang siginifikan lantaran tidak ada pemahaman yang terlepas dari prasangka. Prasangka dalam hermeneutika Gadamer, dari sifatnya demikian adalah “kaca mata” bagi seseorang untuk mengenali dan menggali dunia kehidupannya. Secara konseptual Gadamer membagi dua jenis prasangka: pertama, prasangka yang legitim dan yang kedua, prasangka yang tidak legitim. Dua jenis prasangka ini mesti didudukkan ke dalam konsep Gadamer tentang otoritas dan tradisi. Bagi Gadamer otoritas dan tradisi adalah dua komponen prasangka. Dengan kata lain tindakan memahami, dalam hal ini prasangka, berarti tindakan yang tidak mungkin lepas dari tradisi dan otoritas yang menyertainya. Pemahaman manusia dalam memahami sesuatu selalu dipengaruhi otoritas dan tradisi tertentu. ...