Langsung ke konten utama

Postingan

Revolusi a la Gabriel Garcia Marquez

Cara terbaik yang membuat seseorang dapat menjalankan revolusi adalah menulis sebaik yang dapat ia lakukan. Begitu pendakuan Gabriel Garcia Marquez, sastrawan masyur yang menulis One Hundred Years of Solitude.  Marquez tidak seperti para pengkotbah di negeri ini yang meyakini perubahan hanya bisa disandarkan kepada kebutuhan untuk bersuara. Tentunya ini bukan sekedar trik Marquez untuk menyeret orang-orang dari “pusaran suara” menuju “pusaran aksara.” Apalagi menganggapnya sebagai strategi untuk menarik minat orang-orang agar menyenangi quote-quote inspiratif. Sebaliknya,   menurut eike ini cara Marquez untuk menyampaikan suatu pengertian yang jauh lebih ke belakang, jauh lebih fundamental: menghayati aksara dengan beragam risikonya. Pertama-tama, ini mungkin spekulatif: tidak ada penghayatan terhadap aksara tanpa sebelumnya beririsan dengan dirinya sendiri. Dalam konteks dunia yang mengakomodir publisitas sebagai indikator kemajuan, seseorang mesti pertama kal...

Tertawalah Sebelum Tertawa itu Dilarang

Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur  Tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001 Populer dengan humornya: "Gitu Aja Kok Repot" KONON orang Rusia pelit tersenyum apalagi tertawa. Tertawa bagi orang-orang Rusia tidak diperuntukkan bagi sembarangan orang, apalagi bagi orang tidak dikenal. Bahkan ada penelitian dari seorang professor di Universitas Voronesh, orang-orang Eropa umumnya mengenal orang Rusia sebagai orang-orang pemurung, suka cemberut, dan mudah marah. Berbeda dari masyarakat kita gampang tersenyum. Bahkan kita mudah menggumbar senyuman kepada orang yang masih asing. Ingatan bangsa kita mengenal orang paling mudah memberikan senyuman di saat kapan pun sudah tentu adalah Soeharto. Tidak tanggung-tanggung di saat memerintah dan menindas  pun ia masih bisa melakukannya Itu tanda bahwa secara umum orang-orang Indonesia ramah-ramah, baik hati.  Piye kabare, ...

Membendakan Gagasan

Bagus Takwin Psikolog, penulis dan akademikus berkebangsaan Indonesia  Namanya dikenal sebagai pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Penulis buku ”Akar-Akar Ideologi” PARA seniman memiliki kemampuan mengkonkritkan gagasan menjadi benda-benda. Seorang pematung misalnya, melalui keahlian khusus dapat membuat patung-patung berdasarkan gagasan dalam benaknya. Melalui  benaknya sudah ada ide-ide siap direalisasikan dengan mengolah bahan mentah berupa batu atau kayu menjadi benda yang bernilai tertentu. Dalam hal ini patung adalah benda kultural. Dan kayu atau batu sebagai bahannya adalah benda natural. Dengan kata lain, kemampuan membendakan gagasan sang pematung adalah kerja transformatif mengubah “yang natural” menjadi “yang kultural”. Tidak sekadar mengubah ide menjadi benda belaka, atau mengubah yang natural menjadi kultural. Para seniman juga mampu mengubah benda yang semula tidak bernilai apa-apa menjadi barang yang bernilai estetik. Dal...

Of Mice and Men, John Steinbeck

Data buku: Judul Buku: Of Mice and Men Penulis: John Steinbeck Penerbit: Gramedia Pustaka Tahun terbit: 2017 Tebal halaman: 144 halaman   BUKU lawas Of Mice and Men karya John Steinbeck adalah buku pertama yang eike baca di awal tahun 2018. Tidak butuh waktu lama menghabiskannya, mengingat membaca karangan Steinbeck di hari pertama tahun baru adalah peristiwa yang lumayan menggembirakan. Aktivitas yang menghibur sekaligus bisa menjadi permulaan yang bagus untuk hari-hari yang akan datang. Ya, setidaknya di tahun 2018 eike dapat membaca jauh lebih banyak buku dari tahun sebelumnya. Kembali ke buku ini. Buku ini sebenarnya sudah eike miliki dari bulan Oktober tahun lalu, tapi apa daya, saking malasnya eike membaca akhirnya baru kesampaian di tahun 2018. Seperti karangan Steinbeck yang lain, Cannery Row misalnya, di buku ini Steinbeck memulai kisahnya dari sosok minor, katakanlah orang-orang yang tersisihkan dari kelas masyarakat dominan. Orang-orang yang kalah da...

Tragedi dan Kelahiran Juru Selamat

Eka Kurniawan.  Tahun  1999  ia menerbitkan buku pertamanya yang berasal dari tugas akhir kuliah,  Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis .  Ia menulis cerita pendek, novel, maupun esai di berbagai media. JURUSELAMAT . Seperti dituliskan Eka Kurniawan melalui esai-blognya, dalam sejarah, manusia mengenal dua sosok tragis: Socrates dan Yesus Kristus.  Socrates dikekalkan Platon sebagai orang yang rela memanggul kematian demi mempertahankan apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Dan Yesus dalam sejarah Kekristenan adalah juru selamat yang mengorbankan dirinya demi menjamin keselamatan umatnya. Dua sosok tragis ini, baik melalui fiktif atau juga dalam sejarah, adalah dua narasi yang mengidealisasi suatu model kehidupan yang kontradiktif. Socrates pertama-tama mati demi kehidupan yang tak ia temukan di tengah kiprah masyarakatnya. Sedangkan Yesus, seperti diketahui, sosok yang mati memanggul salib sebagai protes terhadap dek...

Rendra dan Kota

W.S. Rendra Sastrawan berkebangsaan Indonesia Penyair yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak"ini, tahun 1967 mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta yang melahirkan seniman semisal Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain. Orang-orang miskin di jalan, Yang tinggal di dalam selokan, Yang kalah dalam pergulatan, Yang diledek oleh impian, Janganlah mereka ditinggalkan (W.S. Rendra) KOTA . Penggalan puisi Rendra di atas mungkin adalah ungkapan yang satire sekaligus sebuah sinisme. Yang miskin, yang di dalam selokan, yang kalah, yang diledek, adalah perantara untuk memahami kemiskinan, biar bagaimanapun adalah bagian sebelah dari tubuh masyarakat. Orang-orang kaya, tubuh sebelah lainnya, dalam puisi itu diingatkan Rendra: “janganlah mereka ditinggalkan.” Sampai di sini, kita mesti mengandaikan masyarakat adalah peristiwa interaktif tinimbang sebagai substansi satuan atomik. Itu artinya, masyarakat sebagai peristiwa interaktif mesti me...

Setelah Muhammad

Asghar Ali Engineer Seorang reformis-penulis dan aktivis sosial India  Dikenal secara internasional karena  karyanya tentang teologi pembebasan dalam Islam Barangkali dua hal ini agak jauh korelasinya: Rasulullah dan kapitalisme. Tapi, siapa pun yang menghayati sepak terjang kehidupan Nabi Muhammad  Saw., akan berkesimpulan: kelahiran dan keberadaannya adalah suatu momen revolusioner, dan kelak, memiliki dampak serius bagi sistem ekonomi masyarakat jahiliah tempat ia hidup. Bahkan, bukan saja bagi sistem sosial ekonomi, tapi seluruh sistem kehidupan manusia. Hingga kini. Ya, hidup Rasulullah adalah antitesa dari kapitalisme. Ide yang belakangan mensegregasi dan memarginalisasi umat manusia ke dalam kelas-kelas subordinat. Narasi hidup Rasulullah bukan sekadar kisah. Kisah hidup Rasulullah adalah narasi pertentangan. Sejak kecil ia sudah mendapat gelar As Siddiq, suatu kualitas kemanusiaan yang sulit didudukkan di dalam ide kapitalisme. Kejujuran...