Iman . Sayangnya, iman agama yang kita menangkan belakangan ini adalah jenis iman tanpa cinta. Bahkan, mungkin kebencian. Iman minus cinta adalah iman destruktif, iman yang menghancurkan. Itulah sebabnya dia menyerupai kebencian, sifat bejat manusia yang justru ibarat kanker. Ia tumbuh merusak dari dalam. Lalu, seperti yang kerap terjadi, dari situ iman yang susut dari cinta memasang tiang pancang. Menarik garis batas tanpa tedeng aling-aling. Membelah "kita" menjadi "kami", pun juga dengan model ke-aku-an yang nyaris asosial Di medan kehidupan ril, iman yang dianut nyaris menyerupai ranting kering. Ia tungkai yang kaku. Sulit beradaptasi. Tapi juga sekaligus gampang terbakar. Jika demikian, bagaimanakah iman dengan cinta? Iman dengan cinta adalah iman yang ditopang dengan empat gejala. Seperti pendakuan Erich Fromm, seorang ahli ilmu jiwa, cinta yang sehat adalah cinta yang memiliki care (kepedulian), responsibility (bertanggung jawab), respect...