Elemen penting hidup itu bahasa. Tanpa bahasa tidak ada
kesalingpengertian. Tidak ada makna yang bisa dipertukartangkapkan. Bahasa
kalau mau dibilang adalah elemen sosial yang mengikat identitas menjadi satu
kesatuan.
Bangsa Indonesia sudah membuktikan itu. Anakanak muda yang sadar
bahasa saat itu melihat bahwa perjuangan tidak saja membangun tujuan dan
citacita yang sama, tapi harus dimulai dari cara pengungkapan yang sama melalui
bahasa. Karena saat itu hampir semua komunikasi dipertemukan oleh bahasa Melayu,
maka bahasa itu dipilih sebagai bahasa pemersatu.
Akan sulit membayangkan Bangsa Indonesia bisa merasai kemerdekaan
tanpa kesadaran bahasa. Kala itu kalau saja kelompokk elompok daerah masih
berpendirian dengan bahasa lokalnya, mustahil kemerdekaan dapat ditempuh.
Kemerdekaan akan sulit diucapkan dalam ikatan bahasa yang sama. Karena itulah
bahasa bisa dipakai sebagai kait pemersatu. Bahkan sebagai alat perjuangan.
Pekerja bahasa orang yang paling sering pakai bahasa untuk
berjuang. Berbeda dari profesi lain, pekerja bahasa punya semacam kesadaran
yang mampu menyulap bahasa jadi lain. Sebut saja misalnya Pramoedya Ananta
Toer, yang punya kemampuan membangun sejarah Indonesia dari bahasa yang
ditulisnya jadi novel.
Tidak sekedar menulis, lewat bahasa, Pramoedya ingin menunjukkan
bahwa betapapun perjuangan telah berlalu, di dalam bahasa tak ada kata selesai.
Di dalam bahasa tersemat kesadaran yang bisa terus ditarik jauh ke kedepan
selama orang masih ingin membaca. Karena itulah muncul frase yang banyak
dikutip orang, menulis itu bekerja untuk keabadian.
Harusnya bukan sekedar tulisan yang jadi perhatian. Orang sering
salah kaprah ketika menulis berarti sudah berkerja dalam keabadian. Tapi,
makna, pesan apa yang ditulis. Pram bukan mau bilang menulislah, perbanyak
hurufmu sepanjangpanjangnya, karena itu kau akan abadi! Bukan, sesunguhnya
bukan itu, melainkan makna apa yang bisa kau pertahankan di dalam sanubari
orangorang. Pesan apa yang bisa membangun kesadaran orangorang. Bukan panjang
tulisan yang mudah hilang.