Saya itu orangnya sering kali
banyak lupa. Termasuk halhal sepele. Saya seharihari untuk ke manamana
selalu menggunakan sepeda motor. Ke kampus naik motor, berkeliling mencari
warkop naik motor, apalagi jalan memutarmutari kota pasti naik motor. Nah, di saat
memarkir motor inilah saya sering lupa mencabut kunci dari katub motor. Entah
kenapa itu sering terjadi, tapi itulah kenyataannya.
Untuk kelalaian ini saya harus
banyak berterima kasih kepada orangorang yang sering menemukan kunci saya yang
tergantung begitu saja. Biasanya mereka adalah tukang parkir. Coba bayangkan
kalau itu ditemukan oleh orang lain. Misalnya pemuda pengangguran yang sedang
lewat, sementara di kepalanya punya niat jahat lantaran hidup terluntalunta
akibat krisis ekonomi. Urusannya bisa tambah runyam. Atau misalnya tukang
parkirnya adalah orang yang ternyata mantan residivis kelas kakap.
Tapi ternyata masih ada orang baik.
Termasuk tukang parkir yang rela berpanaspanasan itu. Bagaimana kalau motor
kita tibatiba raib entah ke mana, sementara tukang parkirnya hanya bisa bengong
dengan simpritan yang masih menempel di mulut ketika ditanya. Kan bisa bikin
jantung copot tibatiba. Apalagi kalau saat itu ada urusan penting misal harus
bayar rekening listrik yang jatuh tempo. Gawat.
Pernah suatu kali tak ada tukang parkir yang menemukan kunci saya yang hilang. Saat itu saya pikir memang tak ada tukang parkir. Apalagi tempat yang disinggahi memang bukan tempat yang memiliki lahan parkiran. Sehingga motor ditaruh begitu saja setelah distandar. Tanpa pikir panjang saya langsung bergegas pergi. Lama saya bertandang. Dan ketika pulang, astaga kunci motor tidak berada di saku celana. Pasti masih berada di motor. Benar saja.Untung masih menggelantung seperti semula. Juga motor tidak raib begitu saja. Hampir saja.
Pernah suatu kali tak ada tukang parkir yang menemukan kunci saya yang hilang. Saat itu saya pikir memang tak ada tukang parkir. Apalagi tempat yang disinggahi memang bukan tempat yang memiliki lahan parkiran. Sehingga motor ditaruh begitu saja setelah distandar. Tanpa pikir panjang saya langsung bergegas pergi. Lama saya bertandang. Dan ketika pulang, astaga kunci motor tidak berada di saku celana. Pasti masih berada di motor. Benar saja.Untung masih menggelantung seperti semula. Juga motor tidak raib begitu saja. Hampir saja.
Kalau saya kemanamana, biasanya
selalu tersedia tas kecil yang saya bawa. Maklum saya ingin kalau kemanamana
tidak lagi ribet dengan tas ransel yang super besar. Tidak seperti dulu yang
mana tas ransel merangkap jadi lemari. Jadi kalau kemanamana mirip orang yang
mau mengungsi dengan tas terisi penuh bajubaju. Itu dulu waktu masih hidup
nomaden. Sekarang sudah tidak. Alhamdulillah.
Sekarang justru hanya berupa tas
kecil yang simpel dibawa pergi. Isinya juga semakin sedikit, hanya beberapa
buku dan satu lembar baju. Serta kabelkabel cas untuk persiapan charger. Flash
disk. Gunting kuku. Headset. Dan tidak lupa bulpen dan kertaskertas tidak
jelas. Nah di tas inilah biasanya saya menyisipkan kunci motor.
Jadi biasanya kalau kunci motor
lupa dicabut dari induknya, maka di dalam tas kecil itulah saya sering
mencarinya. Setelah merogokrogoki di dalam saku celana, maka di dalam tas
itulah terkadang saya menemukannya. Hanya saja beberapa kali saya tidak
menemukannya di dalam kantung tas kecil hitam itu. Kalau sudah begini
rasarasanya kepanikan mulai melanda. Aduh ditaruh di mana kunci kecil itu.
Sialan.
Yang bikin menjengkelkan jika itu
terjadi di saatsaat penting. Misalnya di saat terburuburu janjian bertemu bapak
presiden. Rasanya ingin berteriak saja. Puki mak! Jangan di saat sekarang,
ketika ada agenda penting. Asu! Di mana lagi besi kecil itu di letakkan.
Setelah keringat habis disapu udara kering, astaga, ternyata masih setia
tergantung di atas motor. Dasar tak tahu diuntung. Menjengkelkan.
Kejadian macam itu akhirnya jadi
pengalaman yang sungguh tidak mengenakkan. Saking seringnya terjadi, temanteman
sering bercanda coba kuncinya di miss call. Taik! memangnya handphone apa. Tapi
seandainya kunci motor punya teknologi mirip handphone, sehingga bisa di
hubungi via jaringan, maka saya orang pertama di dunia yang akan membelinya.
Sudah pasti itu. Sungguh.
Pernah ada teknologi semacam itu,
yang bisa dijadikan alat jika kunci atau barangbarang kecil lainnya lalai
ketika disimpan. Alat itu dijual oleh spgspg bersamaan barangbarang semisal
pencukur kumis, kanebo, baterai, bahan pencuci motor, atau bendabenda lain yang
dibawanya dalam tas hitam besar. Alat itu semacam gantungan kunci yang bisa
berbunyi jika menangkap suara. Jadi cara kerjanya, alat itu akan mengeluarkan
bunyibunyian ketika kita mengeluarkan suara lewat siulan atau bertepuk tangan.
Nah, lewat suara alat itulah kita bisa tahu di mana letak kunci yang sempat
hilang akibat digantung alat unik ini.
Namun sayang, alat itu hanya
dibekali baterai yang gampang soak. Juga kemasannya lebih mirip hadiah makanan
ringan yang sering diselipkan untuk membuat anakanak ingusan sumringah ketika
menemukannya sebagai hadiah di siang bolong. Makanya saya urung membelinya.
Begitu pula saya sanksi, kok bisabisanya ada alat seperti itu. Aneh bin ajaib.
Sudahlah, tanpa alat itu saya juga masih sering beruntung kalau kehilangan
kunci motor.
At last, saya akhiri dulu tulisan
ini bung. Persetan dengan alat macammacam itu. Emosi saya sudah setinggi gunung
kilimanjaro. Semoga kamu juga tidak bakalan naik pitam. Kalau naik haji
bolehlah. Itu sebaikbaiknya usaha. Semoga haji kalian mabrur. Semabrurmabrurnya.
Dan...waduh sepertinya saya sudah gagal fokus. Bangsat! Ini karena besi kecil
itu hilang lagi. Oke bung. Emosi saya bakalan meledak. Saya harus bergegas
mencari kunci sialan itu. Taik.