Langsung ke konten utama

Kunci Motor Sialan!

Saya itu orangnya sering kali banyak lupa. Termasuk halhal sepele. Saya seharihari  untuk ke manamana selalu menggunakan sepeda motor. Ke kampus naik motor, berkeliling mencari warkop naik motor, apalagi jalan memutarmutari kota pasti naik motor. Nah, di saat memarkir motor inilah saya sering lupa mencabut kunci dari katub motor. Entah kenapa itu sering terjadi, tapi itulah kenyataannya.

Untuk kelalaian ini saya harus banyak berterima kasih kepada orangorang yang sering menemukan kunci saya yang tergantung begitu saja. Biasanya mereka adalah tukang parkir. Coba bayangkan kalau itu ditemukan oleh orang lain. Misalnya pemuda pengangguran yang sedang lewat, sementara di kepalanya punya niat jahat lantaran hidup terluntalunta akibat krisis ekonomi. Urusannya bisa tambah runyam. Atau misalnya tukang parkirnya adalah orang yang ternyata mantan residivis kelas kakap.

Tapi ternyata masih ada orang baik. Termasuk tukang parkir yang rela berpanaspanasan itu. Bagaimana kalau motor kita tibatiba raib entah ke mana, sementara tukang parkirnya hanya bisa bengong dengan simpritan yang masih menempel di mulut ketika ditanya. Kan bisa bikin jantung copot tibatiba. Apalagi kalau saat itu ada urusan penting misal harus bayar rekening listrik yang jatuh tempo. Gawat.

Pernah suatu kali tak ada tukang parkir yang menemukan kunci saya yang hilang. Saat itu saya pikir memang tak ada tukang parkir. Apalagi tempat yang disinggahi memang bukan tempat yang memiliki lahan parkiran. Sehingga motor ditaruh begitu saja setelah distandar. Tanpa pikir panjang saya langsung bergegas pergi. Lama saya bertandang. Dan ketika pulang, astaga kunci motor tidak berada di saku celana. Pasti masih berada di motor. Benar saja.Untung masih menggelantung seperti semula. Juga motor tidak raib begitu saja. Hampir saja.

Kalau saya kemanamana, biasanya selalu tersedia tas kecil yang saya bawa. Maklum saya ingin kalau kemanamana tidak lagi ribet dengan tas ransel yang super besar. Tidak seperti dulu yang mana tas ransel merangkap jadi lemari. Jadi kalau kemanamana mirip orang yang mau mengungsi dengan tas terisi penuh bajubaju. Itu dulu waktu masih hidup nomaden. Sekarang sudah tidak. Alhamdulillah.

Sekarang justru hanya berupa tas kecil yang simpel dibawa pergi. Isinya juga semakin sedikit, hanya beberapa buku dan satu lembar baju. Serta kabelkabel cas untuk persiapan charger. Flash disk. Gunting kuku. Headset. Dan tidak lupa bulpen dan kertaskertas tidak jelas. Nah di tas inilah biasanya saya menyisipkan kunci motor.

Jadi biasanya kalau kunci motor lupa dicabut dari induknya, maka di dalam tas kecil itulah saya sering mencarinya. Setelah merogokrogoki di dalam saku celana, maka di dalam tas itulah terkadang saya menemukannya. Hanya saja beberapa kali saya tidak menemukannya di dalam kantung tas kecil hitam itu. Kalau sudah begini rasarasanya kepanikan mulai melanda. Aduh ditaruh di mana kunci kecil itu. Sialan.

Yang bikin menjengkelkan jika itu terjadi di saatsaat penting. Misalnya di saat terburuburu janjian bertemu bapak presiden. Rasanya ingin berteriak saja. Puki mak! Jangan di saat sekarang, ketika ada agenda penting. Asu! Di mana lagi besi kecil itu di letakkan. Setelah keringat habis disapu udara kering, astaga, ternyata masih setia tergantung di atas motor. Dasar tak tahu diuntung. Menjengkelkan.

Kejadian macam itu akhirnya jadi pengalaman yang sungguh tidak mengenakkan. Saking seringnya terjadi, temanteman sering bercanda coba kuncinya di miss call. Taik! memangnya handphone apa. Tapi seandainya kunci motor punya teknologi mirip handphone, sehingga bisa di hubungi via jaringan, maka saya orang pertama di dunia yang akan membelinya. Sudah pasti itu. Sungguh.

Pernah ada teknologi semacam itu, yang bisa dijadikan alat jika kunci atau barangbarang kecil lainnya lalai ketika disimpan. Alat itu dijual oleh spgspg bersamaan barangbarang semisal pencukur kumis, kanebo, baterai, bahan pencuci motor, atau bendabenda lain yang dibawanya dalam tas hitam besar. Alat itu semacam gantungan kunci yang bisa berbunyi jika menangkap suara. Jadi cara kerjanya, alat itu akan mengeluarkan bunyibunyian ketika kita mengeluarkan suara lewat siulan atau bertepuk tangan. Nah, lewat suara alat itulah kita bisa tahu di mana letak kunci yang sempat hilang akibat digantung alat unik ini.

Namun sayang, alat itu hanya dibekali baterai yang gampang soak. Juga kemasannya lebih mirip hadiah makanan ringan yang sering diselipkan untuk membuat anakanak ingusan sumringah ketika menemukannya sebagai hadiah di siang bolong. Makanya saya urung membelinya. Begitu pula saya sanksi, kok bisabisanya ada alat seperti itu. Aneh bin ajaib. Sudahlah, tanpa alat itu saya juga masih sering beruntung kalau kehilangan kunci motor.

At last, saya akhiri dulu tulisan ini bung. Persetan dengan alat macammacam itu. Emosi saya sudah setinggi gunung kilimanjaro. Semoga kamu juga tidak bakalan naik pitam. Kalau naik haji bolehlah. Itu sebaikbaiknya usaha. Semoga haji kalian mabrur. Semabrurmabrurnya. Dan...waduh sepertinya saya sudah gagal fokus. Bangsat! Ini karena besi kecil itu hilang lagi. Oke bung. Emosi saya bakalan meledak. Saya harus bergegas mencari kunci sialan itu. Taik.


Postingan populer dari blog ini

Empat Penjara Ali Syariati

Ali Syariati muda Pemikir Islam Iran Dikenal sebagai sosiolog Islam modern karya-karya cermah dan bukunya banyak digemari di Indonesia ALI Syariati membilangkan, manusia dalam masyarakat selalu dirundung soal. Terutama bagi yang disebutnya empat penjara manusia. Bagai katak dalam tempurung, bagi yang tidak mampu mengenali empat penjara, dan berusaha untuk keluar membebaskan diri, maka secara eksistensial manusia hanya menjadi benda-benda yang tergeletak begitu saja di hamparan realitas. Itulah sebabnya, manusia mesti “menjadi”. Human is becoming . Begitu pendakuan Ali Syariati. Kemampuan “menjadi” ini sekaligus menjadi dasar penjelasan filsafat gerak Ali Syariati. Manusia, bukan benda-benda yang kehabisan ruang, berhenti dalam satu akhir. Dengan kata lain, manusia mesti melampaui perbatasan materialnya, menjangkau ruang di balik “ruang”; alam potensial yang mengandung beragam kemungkinan. Alam material manusia dalam peradaban manusia senantiasa membentuk konfigu...

Mengapa Aku Begitu Pandai: Solilokui Seorang Nietzsche

Judul : Mengapa Aku Begitu Pandai Penulis: Friedrich Nietzsche Penerjemah: Noor Cholis Penerbit: Circa Edisi: Pertama,  Januari 2019 Tebal: xiv+124 halaman ISBN: 978-602-52645-3-5 Belum lama ini aku berdiri di jembatan itu di malam berwarna cokelat. Dari kejauhan terdengar sebuah lagu: Setetes emas, ia mengembang Memenuhi permukaan yang bergetar. Gondola, cahaya, musik— mabuk ia berenang ke kemurungan … jiwaku, instrumen berdawai, dijamah tangan tak kasatmata menyanyi untuk dirinya sendiri menjawab lagu gondola, dan bergetar karena kebahagiaan berkelap-kelip. —Adakah yang mendengarkan?   :dalam Ecce Homo Kepandaian Nietzsche dikatakan Setyo Wibowo, seorang pakar Nitzsche, bukanlah hal mudah. Ia menyebut kepandaian Nietzsche berkorelasi dengan rasa kasihannya kepada orang-orang. Nietzsche khawatir jika ada orang mengetahui kepandaiannya berarti betapa sengsaranya orang itu. Orang yang memaham...

Memahami Seni Memahami (catatan ringkas Seni Memahami F. Budi Hardiman)

Seni Memahami karangan F. Budi Hardiman   SAYA merasa beberapa pokok dari buku Seni Memahami -nya F. Budi Hardiman memiliki manfaat yang mendesak di kehidupan saat ini.  Pertimbanganya tentu buku ini memberikan peluang bagi pembaca untuk mendapatkan pemahaman bagaimana  “memahami”  bukan sekadar urusan sederhana belaka. Apalagi, ketika beragam perbedaan kerap muncul,  “seni memahami”  dirasa perlu dibaca siapa saja terutama yang kritis melihat situasi sosial sebagai medan yang mudah retak .  Seni memahami , walaupun itu buku filsafat, bisa diterapkan di dalam cara pandang kita terhadap interaksi antar umat manusia sehari-hari.   Hal ini juga seperti yang disampaikan Budiman, buku ini berusaha memberikan suatu pengertian baru tentang relasi antara manusia yang mengalami disorientasi komunikasi di alam demokrasi abad 21.  Begitu pula fenomena fundamentalisme dan kasus-kasus kekerasan atas agama dan ras, yang ...