Hari ini saya punya janji untuk mengikuti kelas literasi.
Mau tidak mau saya harus ikut, soalnya sudah diingatkan oleh kanda Bahrul Amsal
melalui lini masa FB. Apalagi beberapa hari sebelumnya saya sudah janjian
dengan Aii Avicenna, kawan saya yang juga kebelet ingin ikut. Maka, siang ini
saya bersiapsiap lebih awal, sembari menunggu jemputan Aii.
Kelas literasi sebenarnya sudah lama saya ketahui dari
kabar yang diceritakan kanda Bahrul. Beberapa foto kegiatannya juga sering kali
nongol di FB. Melihat kegiatankegiatan mereka, saya merasa harus ikut. Namun,
waktu itu kepalang kelas sudah berjalan, makanya saya agak malu bergabung.
Sampai belakangan ini saya dikabari kelas literasi angkatan kedua akan dibuka.
Sontak saya senang bukan main. Ini kesempatan emas, saya harus ikut.
Sekarang saya sudah di TB Paradigma, tempat kelas
literasi di selenggarakan. Hari ini pertemuan kedua. Banyak yang datang. Minggu
kemarin kelas perdananya. Saat itu bagaikan mimpi, saya bisa berkumpul dengan
orangorang yang memiliki minat yang sama. Apalagi pertemuan itu diawali dengan
kuliah umum kanda Sulhan Yusuf. Beliau dengan santai omong banyak seputar
gerakan literasi. Maqammaqam literasi, dan kecenderungankecenderungan orang
terhadap dunia literasi. Saya tidak perlu menulisnya di sini, reportase kanda
Bahrul sudah sempat membahasnya minggu lalu.
Hampir jam empat saya tiba dilokasi. Di dalam kelas
ternyata sudah banyak orang. Termasuk kanda Bahrul yang datang lebih awal.
Menurut info yang ditulisnya, hari ini kelas akan diisi diskusi santai bersama
kanda Syafinuddin al Mandari. Katanya beliau sedang bertandang di Makassar,
maka tak afdol kalau tidak mengundang beliau nimbrung di kelas.
Sambil menunggu kanda Syafi datang, begitu panggilan
akrab yang saya dengar dari kawankawan, kelas dibuka dengan perkenalan singkat
antara peserta. Setelah dibuka Kanda Bahrul, maka kami saling bertegur sapa
mengenalkan diri. Ternyata ada duapuluh orang yang datang. Tidak semua nama
saya kenal selain sebagian yang sudah saya ketahui sebelumnya. Setelah saling
memperkenalkan diri, dan penjelasan Kanda Bahrul tentang mekanisme kelas yang
selama ini dijalani, maka kelas dialihkan untuk mendengarkan persentase tulisan
yang dibawa kawankawan. Kali ini saya sudah menyiapkan tulisan saya. Judulnya
Mummy dan Ruang Anak yang Hilang.
Salah satu tulisan yang
menarik ditulis Ishak Boufakar. Dia menulis tentang ilmu komuniskasi. Ulasannya
menarik saat dia menjelaskan tulisannya. Juga Itto, yang sering membuat puisi
tanpa judul. Memang Itto punya masalah ketika menulis puisi, ia sering
membiarkannya tanpa judul. Kemudian Ali, peserta yang paling siap di antara
kami. Ketika datang dia sudah menyiapkan map khusus untuk tulisantulisannya.
Dia juga membawa puisi yang katanya dia tulis saatsaat galau.
Banyak hal yang diungkapkan kanda Syafi ketika ia membuka
diskusi. Awalnya saya kaget dengan bahan diskusi yang menyinggungnyinggung soal
pemanfaatan lahan yang minim di kota. Katanya suatu saat orangorang dengan
pendekatan yang tepat dapat mengembangkan ilmu pertanian untuk memanfaatkan
ketersediaan pekarangan yang minim. Sampaisampai beliau mengatakan pertanian
akan jauh lebih maju dengan ilmu pertanian organik yang belakangan ini sedang
marak. Jujur dipikiran saya apa kaitannya literasi dengan ilmu pertanian. Tapi
saya dengarkan saja dulu ulasannya.
Saya semakin bingung ketika pembicaraannya menyinggung
soal sampah. Katanya, jika seorang pemulung memiliki pengetahuan yang memadai,
sampah justru dapat mendatangkan keuntungan yang luar biasa. Maka, pemda DKI
Jakarta tak akan bingung masalah TPA yang dipermasalahkan oleh warga Bekasi.
Contoh itu diambil Kanda Syafi kalau kita mampu mengelola sampah dengan baik.
Dengan ilmu yang benar, kata Kanda Syafi, sampah bisa diolah jadi pupuk bubuk
dan cair yang jauh lebih baik dari pupuk urea.
Sampai di sini saya semakin bingung dengan omongan
beliau. Bukankah informasi Kanda Bahrul bahwa beliau diundang karena
pengalamannya di dunia literasi? Kok omongannya tentang pertanian dan sampah?
Hubungannya dengan literasi di mana? Sampai akhirnya beliau bilang bahwa
literasi itu sebenarnya pencerahan. Ketika sektorsektor dibidang kehidupan
dikelola ilmu yang baik dan tepat guna, maka area yang masih gelap akhirnya
menemukan perspektif baru yang bisa dimajukan. Itulah literasi, semangat untuk
memajukan lini kehidupan dengan ilmu pengetahuan.
Sampai di sini saya kaget. Ternyata literasi memiliki
makna yang begitu dalam. Tidak seperti pemahaman hanya sekitar baca tulis.
Pantasan kanda Syafi sempat membahas ilmu pengetahuan dan peradaban di awal
diskusi. Ternyata kuncinya di situ, setiap sektor yang diperjuangkan dengan
ilmu pengetahuan, yang mencerahkan masyarakat dengan inovasiinovasi, itulah
literasi. Usaha mencerdaskan bangsa, seperti amanat konstitusi kata kanda
Syafi.
Pantas juga dari awal beliau menyinggung
peradabanperadaban yang stagnan akibat mandegnya ilmu. Barang siapa berhenti
mengembangkan ilmu pengetahuan, dengan sendirinya suatu peradaban akan
tertinggal dan runtuh. Katanya ilmulahyang meninggikan derajat umat manusia.
Hanya melalui ilmulah kemajuan peradaban bernilai tinggi dari peradaban
sebelumnya.
Karena itulah gerakan literasi memiliki jangka yang
panjang. Visi dan misinya harus menyentuh seluruh sektor kehidupan demi
mencerdaskan kehidupan masyarakat. Maka kanda Syafi menghimbau jangan
meremehkan kelas yang kami jalani ini. Karena ini adalah salah satu cara untuk
membangun gerakan literasi, walaupun denga cara mengumpulkan manuskrip setiap
minggunya. Dengan cara berkumpul dalam komunitas, membangun semangat dan
konsistensi.
Kanda Syafi juga menyinggung tugastugas pejuang literasi.
Menurutnya yang utama dari gerakan literasi adalah membuat orang sadar dengan
pandangannya. Bahkan memperkuat pandangan seseorang dengan jalan berpikir yang
benar. Inilah esensi pencerahan. Esensi literasi yang sesungguhnya. Sehingga
orang yang bergerak dan sadar dengan literasi bisa menjadi lilin yang menerangi
di mana pun berada. Dengan begitu akan tercipta apa yang beliau sebut ledakan
bom peradaban.
Terakhir kanda Syafi bilang, mudahmudah komunitas semacam
ini bisa menjadi sekolah sosial yang berefek kepada banyak orang. Kalau
konsisten, maka tidak tidak mungkin hal itu bisa tercapai. Asalkan kita mau
terus menggalakkan gerakan literasi. Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
melalui tulisantulisan yang cemerlang. Agar tercipta perubahan di segala sektor
kehidupan.
Berikut fotofoto yang diambil kanda Bahrul di saat beliau
beraksi. Tak lupa pula beberapa kawankawan yang ikut bertanya seputar kiatkiat menulis.
Bagaimana agar menulis dapat dimulai? Seperti apa tahapantahapan menulis?
Bagaimana cara memancing ide menulis? Semuanya dijawab apik oleh Kanda Syafi.
Kalau kamu masih penasaran, ikut saja kelas di minggu depannya. Dijamin
menyenangkan loh?