Minggu ini, perempuan,
kekuasaan, dan harta menjadi tema tontonan yang menghebohkan. Bahasa rasul itu
memang terjadi dan tak jauh dari penyebaran pemberitaan saat ini; penetapan
tersangka calon kepala polisi RI oleh KPK dan beredarnya fotofoto panas yang
mirip pimpinan KPK juga turut Putri Indonesia.
Apa lagi ini? Masalah siapa lagi ini? Tibatiba awal tahun kita dibawa kepada situasi politik yang ituitu lagi; kekisruhan yang membuat daftar panjang bagaimana penyelenggaraan pemerintahan selalu ditandai dengan intrik dan taktik.
Politik memang medan yang
antagonis. Bahkan politik sudah merupakan skenario yang disiapkan ceritanya
sedari awal; siapa sutradaranya, pemeran utamanya, tokoh kuncinya, kapan cerita
harus didramatisir, kapan penjahatnya kalah dan menang, dsb. Politik dengan
skenario yang sudah diatur memang adalah panggung yang awalnya minim dialog;
mulanya disiapkan diamdiam, kemudian, riuh rendah suara mulai mengisi dialog
para pemerannya hingga akhir cerita.
Tapi apakah ada akhir dalam politik? Saya kira tidak, sebab akhir berarti ada pahlawan yang menutup cerita. Sementara dalam politik, sang penjahat punya jalan cerita sendiri untuh mengubah jalannya skenario.
Untuk itu kita tunggu saja
satu demi satu adegan, peran demi peran dimainkan. Dalam kasus penetapan BG
oleh KPK ada dialog di sana, dan tentu akan berlanjut dengan konfirmasi dan
klarifikasi. KPK menetapkan dan BG mengklarifikasi, sehingga itulah
selanjutnya; bantah membantah antara dua peran.
Pada titik inilah kita biasanya dibuat bingung mana yang benar dan yang mana memang salah, mana yang harus dibela atau didukung. Tetapi ada hukum, walaupun terkadang hukum di negeri ini bisa jadi perusak pikiran kita. Lantas kalau sudah begitu mau bagaimana lagi? Harus apa lagi? Jika yang terlibat adalah para penegak hukum. Barangkali Gie benar: Keadilan memang hanya ada di langit dan di bumi hanyalah omong kosong.
Lalu apa lagi ini?
Gambargambar panas pimpinan KPK dengan Putri Indonesia!!! Seksualitas memang kekuatan
destruktif yang paling halus, sehingga tak ada yang luput darinya. Di antara
pusaran kekuasaan, seksualitas bisa menjadi pusara yang melumat habis siapa
saja. Dan kisruh tentang penetapan tersangka rekening gendut menjadi semarak
dengan beredarnya gambar syakwasangka dari kecapkecup kening; kita dibuat tak
berkedip dan miris sekaligus bertanyatanya.
Sebuah pertarungankah ini? Setidaknya dulu ada film cicak vesus buaya yang pernah tayang. Ini adalah skenario yang klise tetapi barangkali kita butuh tontonan yang menghibur.