Apakah memang sosiologi sebagai disiplin ilmu
sesungguhnya mengandung problema? Setidaknya hingga kini, ilmu sosiologi masih
memperlihatkan pertentanganpertentangan di dalamnya. Ini maklum, sebab memang
dari awal, sosiologi ditandai dengan kritisme diantara tokohtokoh
pelopornya.
Ilmu yang dipelopori Auguste Comte semenjak dalam perkembangannya memang tidak berjalan mulus. Pasca dirinya, disiplin yang ia tujukan untuk meramalkan perkembangan masyarakat, justru dilanjutkan dengan perdebatan subjek ilmu yang seharusnya menjadi kajian sosiologi. Hingga akhirnya secara umum untuk menengahi perdebatan itu, Ritzer mengelompokkan pendekatan teori dalam sosiologi dengan pendekatan paradigmatiknya. Walaupun sebenarnya dalam sudut tertentu, pengelompokan ini juga bermasalah dari sisi alasan-alasan yang digunakan Ritzer dalam kategorisasinya. Sebab dalam pendekatan yang lain, disamping berkembangnya teori sosiologi, banyak pendekatan yang justru berbeda dari yang dilakukan Ritzer.
Yang aneh adalah, problema semacam ini tak pernah
dipersoalkan secara akademis di perguruan tinggi. Mahasiswa sosiologi, sejauh
pengamatan saya tak pernah diberikan alasanalasan memadai dengan pemetaan
yang diterapkan pengelompokkan semacam pendekatan Ritzer. Alhasil yang ada
adalah teoriteori yang ada dilihat sebagai sejarah perkembangan pemikiran yang
tanpa masalah. Hasilnya jelas, sosiologi menjadi disiplin yang tanpa cacat dan
sudah fix; minim dialog.