”Sejarah telah membuktikan bahwa pemisahan sains dari keimanan telah menyebabkan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi. Keimanan mesti dikenali lewat sains; keimanan mesti tetap aman dari berbagai takhayul melalui pencerahan sains. Keimanan tanpa sains akan berakibat fanatisme dan kemandekan. Jika saja tidak ada sains dan ilmu, agama, dalam diri penganut-penganutnya yang naif, akan menjadi satu instrumen di tangan-tangan para dukun cerdik.” –Murthada Muthahhari dalam Manusia dan Agama . BELUM lama ini kita melihat debat panjang mengenai sains vs. agama antara A.S Laksana dan Goenawan Mohamad, yang berujung menyeret pemikir-pemikir Indonesia seperti Nirwan Ahmad Arsuka, F. Budi Hardiman, Husein Herianto, Ulil Absar Abdala, dan sejumlah tokoh lainnya. Debat yang terjadi di platform facebook ini agak ganjil, mengingat medan debat intelektual yang notabene sering ditemui di koran, jurnal, atau makalah, sekarang terjadi di linimasa FB bercampur dengan beragam status ...