Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Al-Quds Sedunia: Momentum Kemanusiaan, Keberpihakan, dan Pembebasan Palestina

Poster ajakan Pembebasan Al-Quds BULAN Ramadan adalah bulan   spiritualitas manusia, atau bulan yang memanusiakan manusia. Itu karena ditandai dengan dua momentum besar sejarah, yakni malam turunnya Al-Qur'an (lailatul qadr) dan malam   kesyahidan putra Ka'bah, sahabat utama sekaligus murid sejati Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib Kw. Malam lailatul qadr menjadi begitu penting karena di malam-malam itulah Al-Qur’an diturunkan ke muka bumi untuk hidayah dan juga menjadi al furqan (pemisah antara hak dan bathil) bagi umat manusia. Di malam-malam itu, dunia menjadi lebih tenang dan damai lantaran itu adalah satu-satunya momen bertemunya firman suci dengan sosok agung yang telah dipilih Tuhan untuk mengemban amanah membebaskan umat manusia dari penjara penindasan. Itulah sebabnya, Al-Qur’an dan Rasulullah adalah dua kutub kompas kebenaran yang tidak bisa dipisahkan sama sekali. Adapun kesyahidan Ali bin Abi Thalib, yang wafat di malam 21 Ramadan, juga menja...

Belajar Gerakan Sosial dari Chico Mendez

Francisco Alves Mendes Filho, lebih dikenal sebagai Chico Mendes Seorang penyadap karet Brasil, pemimpin serikat buruh dan pencinta lingkungan.  Dia berjuang untuk melestarikan hutan hujan Amazon,  dan mengadvokasi hak asasi petani Brasil dan masyarakat adat. GERAKAN sosial dalam arti defenitifnya selalu ditandai dengan tindakan kolektif yang bersifat spontan dan massif. Pengertian ini juga mengacu pada tindakan masyarakat yang mengarah pada tujuan bersama sejauh ikatan-ikatan yang bersifat semi organisasional terbangun. Beberapa pengertian yang diberikan ahli sosial misalnya, melihat gerakan sosial merupakan bagian integral dalam masyarakat yang berfungsi sebagai kekuatan pendorong perubahan. Dengan kata lain, gerakan sosial yang merupakan kesatuan integral dalam tatanan masyarakat, memposisikan dirinya sebagai kekuatan yang memiliki fungsi penyeimbang bahkan sebagai bentuk pembaharuan tatanan itu sendiri. Pengertian lain diberikan Blummer, misalnya, y...

Puasa dan Kuasa

Friedrich Wilhelm Nietzsche    Filsuf Jerman  dan seorang ahli ilmu  filologi  yang meneliti teks-teks kuno ,  penyair  dan  komposer .   Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). PUASA adalah wahana manusia menjadi adimanusia. Cara manusia menyerupai sifat Tuhan: tidak makan dan tidak minum. Itulah sebabnya puasa adalah ibadah yang tinggi derajatnya. Ia cara Tuhan mengajak manusia “merasakan” langsung dimensi ketuhanan. Caranya dengan memutus hubungan dari aktivitas yang mengikutkan hasrat libidinal manusia: makan, minum, seks, dengki, marah, dll. Ibarat Tuhan yang suci, melalui puasa, manusia diajak mensucikan dirinya dari godaan yang membuatnya ”kotor” dan hina. Puasa juga merupakan ibadah personal. Berbeda dari salat misalnya, ibadah puasa tidak menampakkan...

Ziarah

Ziarah adalah tanda etik manusia. Tanpa ziarah, manusia menjadi pribadi yang kehilangan hormat dengan dunia metafisikal tempatnya berasal. Itulah sebabnya, berziarah juga sekaligus menjadi tanda "kenangan" bagi jiwa yang rindu kepulangan di kampung abadi. Ia tanda sehanif-hanifnya jiwa. Bahwa dunia hanyalah terminal persinggahan yang tidak perlu direspon berlebihan. Hiduplah seolah-olah kau akan mati esok. Begitu perkataan Rasulullah. Sebelum dan sesudah ramadan, ziarah banyak dilakukan orang-orang untuk menandai dua bentuk kunjungannya: bersilaturahmi dengan sanak kerabat dan mengunjungi makam orang-orang yang telah mendahului ke alam kepulangan. Ziarah yang pertama adalah wahana manusia mempererat hubungannya dengan sesama, sekaligus cara mempertebal ikatan intim dengan pribadi-pribadi yang hanya sesekali bertemu. Zaman kiwari, saling menziarahi hanyalah pertemuan tanpa bekal kasih sayang. Kata Erich Fromm, di hati manusia modern memendam keinginan untuk ...

Tubuh dan Puasa

Ali Syariati Sosiolog dan Ideolog Revolusi Islam Iran 1979 TUBUH adalah kuburan jiwa. Begitu pendakuan filsuf Yunani purba, Platon, berabad-abad silam. Jiwa sebenarnya asali namun terperangkap tubuh. Itulah sebabnya jiwa mengalami tarik ulur antara kemauannya untuk ”terbang” dengan hasrat rendah badaniah. Tubuh membuat jiwa lupa asal usulnya. Begitu pula jiwa akhirnya kehilangan kebebasannya. Tubuh seringkali dijadikan tersangka peradaban. Dia dipandang tidak mewakili ”diri” yang ingin merdeka. Tubuh sering dimejahijaukan karena selalu bertolak belakang dengan jiwa. Hanya jiwa-lah yang patut diapresiasi lantaran paling mengenal seluk beluk  sang ”diri”. Saking rendahnya tubuh, sosiolog Islam Iran Ali Syariati, mengidentikannya dengan tanah lempung. Ia bukan sekadar tanah belaka, tapi tanah yang menyerupai lumpur. Manusia, kata Ali Syariati bisa melampaui tubuhnya jika mengedepankan sisi ruhaniyah yang ”ditiupkan” Tuhan kepadanya. Sebaliknya, tubuh akan sulit ...

Menadaburi Perjalanan Cinta

Identitas buku: Judul: Perjalanan Cinta Penulis: Abdul Rasyid Idris Penerbit: Liblitera Tahun: Januari 2019 Tebal halaman: 302 Halaman Nomor ISBN: 978-602-6646-19-4 BUKU Perjalanan Cinta dibuka dengan secuplik figur Maemunah. Seorang ibu penjaja warung makanan kecil-kecilan di sebuah kota kecil Sulawesi Utara. Esai ini tidak berbicara banyak selain dari kebajikan Ibu Maemunah yang berhasil “dipungut” dari sekian banyak kisah-kisah inspiratif nan menggugah tentang kebaikan yang dilakoni “orang-orang kecil”. Di esai ini kesimpulannya cukup sederhana, tapi mahal harganya: apa pun lakon Anda, bekerjalah dengan jujur, ikhlas, dan senantiasa berpikir positif. “Insya Allah, hidup kita akan mabarakka‘ (berkah)” ungkap Maemunah di esai berjudul Bunda Maemunah itu. Itu kisah Ibu Maemunah, yang “dicuplik” Abdul Rasyid Idris, penulis buku ini. Di esai ke-42 penulis menulis kisah lain: kisah hari Paskah. Paskah, judul esai ini, menangkap fenomena toleransi di se...