Setidaknya
ada tiga alasan utama mengapa KLPI di tahun 2017 mengalami perubahan format
kelas. Pertama, jika mengembalikan kepada sistem keterlibatan anggota KLPI
selama ini, tidak ada aturan mengikat sama sekali yang membuat kawan-kawan
harus wajib mengikuti KLPI. Kebebasan ini awalnya memang menjadi kebiasaan yang
sedari awal diberlakukan dalam kelas. Semenjak KLPI dimulai dari Agustus 2015
lalu, hingga KLPI jilid dua yang mulai bergerak awal Januari 2016, tidak ada
aturan-aturan wajib yang berhak mengikat siapa pun agar dapat ikut di dalam
kelas menulis ini. Jadi bisa dibilang KLPI hanya digerakkan atas kebebasan
mandiri. Itu artinya, kesadaran kawan-kawan sendirilah yang mendorong
kawan-kawan terlibat selama ini di KLPI.
Tapi,
jika ada yang disebut aturan, maka hanya ada satu aturan wajib yang harus
ditaati di KLPI, dan ini abadi. Yakni setiap kawan-kawan yang ingin terlibat di
KLPI, wajib membawa satu karya tulis pribadi agar dapat ikut serta di setiap
pertemuan yang diadakan di setiap hari Minggu. Kadang banyak kawan-kawan yang
baru pertama kali ingin bergabung menanyakan jenis tulisan seperti apa yang
diterima sebagai syarat utamanya. Untuk soal yang kerap ditujukan kepada
“pengurus” KLPI ini, maka jawabannya tidak ada batasan genre tulisan apa yang
harus dibawa ke dalam kelas. Selama itu merupakan karya tulis, yang genrenya
terbentang dari fiksi ataupun nonfiksi, maka itu sah-sah saja bagi kawan-kawan.
Imbas
tidak ada aturan wajib yang mengikat keterlibatan kawan-kawan bergabung selama
KLPI berlangsung, maka menjelang akhir tahun 2016 intensitas kawan-kawan mulai
melempem. Salah satu indikator dari problem ini adalah beberawa kawan-kawan
yang datang di kelas dengan tangan kosong. Tanpa membawa tulisan. Kedua, banyak
di antara kawan-kawan yang mulai jarang mengikuti kegiatan kelas akibat
memiliki kesibukkan di tempat yang lain.
Dua
problem ini sebenarnya merupakan cermin memudarnya penghayatan dan totalitas
keterlibatan kawan-kawan terhadap “aturan main” dan keberlangsungan kelas
selama ini. Kehadiran dengan tidak membawa tulisan berarti dengan sendirinya
telah mengabaikan syarat wajib yang selama ini diterapkan. Berkurangnya
totalitas berarti juga berkurangnya keterarahan visi kawan-kawan terhadap kelas
yang selama ini dirintis bersama-sama.
Tidak
perlu diperpanjang apa sisi negatif dan dampak lanjutan bagi KLPI dari dua
problem di atas. Sudah banyak catatan kelas sebelumnya yang mengulas hal itu.
Kedua,
format baru bagi KLPI di tahun 2017 didorong akibat perlunya generasi lanjutan
demi memperbaharui suasana dan keberlangsunga KLPI ke depannya. Alasan di balik
ini tidak jauh berbeda dari beragam organisasi-organisasi yang sering kali
melakukan perkaderan. Selain menambah kuantitas kawan-kawan yang akan meminati
literasi sebagai kebutuhannya, juga menambah kualitas pengetahuan seiring
semakin berkembangnya wacana literasi di permukaan.
Hubungan
dengan alasan yang ke dua, maka alasan yang ketiga mengapa perlu ada format
baru bagi KLPI, yakni jika ibarat literasi adalah agama, maka siapa pun yang
meyakininya perlu mendakwahkannya. Itu sebabnya perlu ada keterlibatan
sebanyak-banyaknya terhadap “agama literasi” ini. Sebagaimana dorongan
ideologis mana pun, literasi harus menjadi “hantu” yang menggentayangi
kesadaran siapa pun.
Itulah
tiga alasan yang harus dikemukakan mengapa perlu ada perubahan format dan
penyelenggaraan KLPI di tahun 2017 ini. Atas dasar ini, setelah menjalani
beberapa perbincangan dan pendiskusian di hari Minggu kemarin, akhirnya
diputuskan beberapa butir pokok yang harus dikerjakan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Pertama,
berbeda dari format sebelumnya, pertemuan KLPI jilid 3 kelak hanya akan
dilaksanakan selama dua pekan sekali. Pertimbanganya, di minggu pertama, bagi
kawan-kawan yang hendak menuliskan karya tulisnya dapat memanfaatkan waktu yang
tersedia untuk menyiapkan seluruh persiapan menulisnya mulai dari ide, sudut pandang,
referensi, pendiskusian gagasan, dlsb agar dapat di tuliskan di minggu kedua.
Perubahan
jadwal pertemuan ini sekaligus meredam intensitas pertemuan yang selama ini
dirasa mendesak. Pertemuan sekali seminggu sudah tidak adaptabel dengan rotasi
waktu yang dialami kawan-kawan akibat bertambahnya agenda lain kawan-kawan di
luar KLPI.
Kedua,
tempat kegiatan akan dilangsungkan di pelbagai tempat di Makassar yang dirasa
sesuai dengan kesepakatan kawan-kawan. Artinya, jika selama ini pertemuan KLPI
hanya dilakukan di sekretariat KLPI di Pabbentengan, maka ke depannya akan ada
perubahan suasana akibat tempat pelaksanaannya yang akan berganti seiring waktu
pelaksanaannya.
Ketiga,
di KLPI jilid 3 hanya akan diselenggarakan selama 6 bulan belaka. Perubahan
targetan ini imbas persedian “oksigen” kawan-kawan yang terbatas selama
pertemuan satu tahun seperti yang telah direncakan sebelumnya. Sisi positif
perubahan durasi ini akan memudahkan kawan-kawan mengevaluasi baik kemajuan
maupun mundurnya targetan-targetan KLPI selama satu semester kelak.
Keempat,
pokok yang paling mencolok dari format baru ini yaitu dirumuskannya delapan
jalan bagi kawan-kawan untuk menempuh hidup literasi dengan “keringat dan air
mata” selama di KLPI ke depannya. Delapan jalan ini kemudian diturunkan menjadi
delapan materi yang akan diturunkan selama empat bulan berturut-turut dari enam
bulan yang ditargetkan.
Delapan
jalan yang dimaksud itu adalah: Pertama, kuliah umum Apa, Mengapa dan Apa
Pentingnya Literasi bagi Kehidupan Saat Ini? Kedua, 10 Dosa Penulis Pemula.
Ketiga, Klasifikasi dan Genre Tulisan. Keempat, Cara dan Pengorganisasian Ide
ke Dalam Tulisan. Kelima, Teknik Kepenulisan Esai. Keenam, Teknik Kepenulisan
Opini. Ketujuh, Teknik Kepenulisan Cerpen. Kedelapan, Teknik Kepenulisan Puisi.
Di
samping delapan jalan wajib penempuh suluk literasi di KLPI selama enam bulan,
akan ada jalan tarikat yang menjadi materi-materi khusus agar dapat menggenapi
capaian makam kepenulisan siapa pun yang menempuhnya. Sebagaimana jalan tarikat
di manapun, ini hanya dapat ditempuh bagi siapa pun yang serius dan ikhlas
menjalani suluk literasi selama ber-KLPI.
Terakhir,
delapan jalan suluk literasi akan diprogramkan selama empat bulan pertama
dengan mengundang guru-guru yang telah melanglang bumi persada literasi
berdasarkan spesialisasi dan tema yang sudah ditentukan. Dua bulan terakhir
akan diisi dengan praktik menulis itu sendiri dengan tetap melibatkan
kawan-kawan yang telah dahulu ikut di KLPI selama ini.
Hatta,
mari bersyukur KLPI sudah sampai di sini. Sehormat-hormatnya bagi siapa pun
yang sudah menyediakan nafasnya bagi keberlangsungan KLPI selama ini.