Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Ramadan

PENGALAMAN puasa adalah pengalaman manusia menemukan otentisitas “sang aku”. Ia cara manusia membebaskan diri “dari” sesuatu dan “untuk” sesuatu. Agama menyebutnya   “sang aku” yang menahan   diri dari   godaan hawa nafsu, sekaligus juga untuk meraih apa yang dibilangkan agama sebagai puncak puasa: takwa. Dengan kata lain, puasa adalah mekanisme   diri untuk kembali ke keaslian parasnya dengan taqwa sebagai puncaknya. Mengupayakan keotentikan diri selama berpuasa sepadan dengan bunyi hadis qudsi yang mengatakan barang siapa mengenal dirinya dia mengenal Tuhannya . “Sang aku” yang ril disebutkan ceruk yang mampu membawa pemahaman manusia   mengenal siapa Tuhannya. Dari sang diri yang otentik, manusia dapat membangun kontak dengan Tuhannya. Bahkan diri yang otentik adalah tempat pancaran Tuhannya. Barangkali karena itulah ramadan berarti membakar . Itulah juga arti selama berpuasa segala kecenderungan yang bersumber dari ego individual dihilangkan ...

Filsuf

FILSUF . Bagi Alain Badiou –seorang filsuf marxis- ikhtiar dari filsafat adalah hasratnya untuk menemukan kebenaran. Tiada filsafat yang mendakukan dirinya selain daripada ketertarikannya mencandrai kebenaran. Menurutnya, dalam hasrat kebenaran, filsafat memiliki 4 elemen; yang pertama adalah revolt (pemberontakan), kedua, logis (logika), berturut-turut kemudian, universalitas, dan risiko. Kisah Socrates kisah seorang revolusioner. Ia menjadi sosok yang menggerakkan pemberontakan. Filsafat di tangan Socrates menjadi medium kritik bagi situasi yang dihadapinya saat itu. Dia menjadi media pembebasan dari alam berpikir mitologi yang dipenuhi sosok dewa-dewa. Artinya, mitos dan sosok dewa-dewa yang menopang alam berpikir masyarakat Yunani menjadi momen pemberontakan bagi Socrates. Kebudayaan dan tradisi Yunani yang berwatak irasional, dengan kata lain adalah medan Socrates mengubah cara pandang masyarakat Yunani menjadi jauh lebih merdeka. Itulah sebabnya, tiada filsafat...

Ziarah dan Ego

ZIARAH. Ziarah, jika ia adalah tali jangkar, barangkali di ujungnya juga adalah perjumpaan. Tapi, ia juga sekaligus ikatan penting bagi jiwa manusia. Jiwa manusia ketika ia dibelah, kedua-keduanya adalah potongan dari dunia yang transenden. Di dunia itu, jiwa manusia diingatkan dari mana ia berasal. Di tempat itu jiwa manusia kembali diteguhkan, untuk apa ia mesti berpulang. Dengan begitu, ziarah adalah tangga di antara dua dunia, namun juga sekaligus ikatan perjumpaan kepada rumah sejatinya. Kedudukan manusia seperti dinyatakan para mistikus mempunyai jiwa yang menancapkan kaki-kakinya di dunia spiritual. Makhluk bidimensional kata Ali Syariati, seorang sosiolog Islam. Manusia dalam percakapan Ali Syariati ini sekaligus mendakukan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dua lapisan diri. Lapisan pertama, adalah kulit manusia yang berinteraksi melalui unsur-unsur biologisnya. Para ahli membilangkan manusia dari sisi ini adalah zoon politicon : makhluk yang berintera...

Alienasi

ALIENASI . Siapapun ketika menjadi buruh, ia kehilangan kebebasan hakikinya. Buruh adalah warisan panjang dari zaman yang timpang. Ia adalah narasi orang -orang yang kalah. Orang-orang yang tercerabut kemerdekaannya. Sudah semenjak lama ketika roda sejarah berputar: budak, hamba sahaya, dan kini kelas pekerja, diteruskan ambisi suatu golongan masyarakat yang mensegregasinya menjadi golongan-golongan. Dari sejarah demikian itu, buruh dipekerjakan, dikuasai, dan dihisap melalui suatu aktivitas kerja. Tapi, kemerdakaan bukanlah berkah bagi kelas pekerja. Dengan kata lain, ia bekerja bukan dalam keadaan yang sejati. Tidak dalam keadaan merdeka. Marx membedakan, pekerjaan yang merdeka itu karena didorong oleh suatu ikhtiar yang bebas. Tanpa tekanan dan intimidasi. Sedangkan buruh di bawah sistem kapitalisme menjadi mahluk determinis. Ia bekerja atas dasar tekanan dan paksaan. Itulah sebabnya, kerja di bawah bayang-bayang kapitalisme justru tidak manusiawi. Ia menjadi proses...

Idola

IDOLA . Eike agak kesulitan mencari cara tepat menuliskan perbedaan idola dan kebenaran. Mengingat belakangan, idola dan kebenaran dianggap identik. Bahkan dalam politik, idola dilihat sebagai representasi kebenaran itu sendiri. Padahal idola kadang mengecoh. Ia bahkan tidak pernah bermakna apa-apa selain empity : kekosongan. Dalam ilmu sosial (sosiologi), ada teori dramaturgi yang diperkenalkan Erving Goffman. Teorinya membilangkan setiap manusia menarasikan dirinya berdasarkan peran yang ingin ia bangun di atas panggung. Dunia sosial adalah panggung dunia peran. Begitu pendakuan Goffman. Sayangnya, manusia memiliki sisi yang sering ia sembunyikan di belakang panggung. Di atas panggung barangkali ia memainkan peran protagonis, tapi sebaliknya berbeda ketika di belakang panggung. Ia menjadi mahluk yang sama sekali berbeda dari perannya di atas panggung. Idola adalah peran yang disesuaikan di atas panggung. Ia disusun, dibentuk dan direkayasa. Di hadapan sorot mata or...