PENGALAMAN puasa adalah pengalaman manusia menemukan otentisitas “sang aku”. Ia cara manusia membebaskan diri “dari” sesuatu dan “untuk” sesuatu. Agama menyebutnya “sang aku” yang menahan diri dari godaan hawa nafsu, sekaligus juga untuk meraih apa yang dibilangkan agama sebagai puncak puasa: takwa. Dengan kata lain, puasa adalah mekanisme diri untuk kembali ke keaslian parasnya dengan taqwa sebagai puncaknya. Mengupayakan keotentikan diri selama berpuasa sepadan dengan bunyi hadis qudsi yang mengatakan barang siapa mengenal dirinya dia mengenal Tuhannya . “Sang aku” yang ril disebutkan ceruk yang mampu membawa pemahaman manusia mengenal siapa Tuhannya. Dari sang diri yang otentik, manusia dapat membangun kontak dengan Tuhannya. Bahkan diri yang otentik adalah tempat pancaran Tuhannya. Barangkali karena itulah ramadan berarti membakar . Itulah juga arti selama berpuasa segala kecenderungan yang bersumber dari ego individual dihilangkan ...