Langsung ke konten utama

Postingan

catatan kelas menulis PI, pekan 8

Pada akhirnya, hanya dua hal; disiplin dan sikap gigih. Biar bagaimanapun jadi penulis harus disiplin. Ini berarti di situ perlu pola, suatu rencana. Agak susah mau sebut disiplin, kalau di situ tidak ada suatu rencana. Penulis, saya kira orang yang punya agenda; dia menghitung, merancang, menetapkan. Dia mengklasifikasi bacaannya. Menulis catatannya. Dan, menyusun tulisannya. Sikap gigih, saya kira suatu cara untuk maju. Gigih berarti tak mudah menyerah. Gigih artinya ulet, tekun. Di situ artinya ada tujuan yang mau dituju. Suatu jalan yang sudah dirancang. Jalur yang sudah ditetapkan. Sikap gigihlah yang mendorong terus maju, sesuai rencananya. Barangkali itu yang penting di pertemuan delapan, kelas menulis PI. Banyak tulisan digeledah. Banyak tulisan punya dosa. Tidak sedikit tulisan punya kasus purba; kesalahan EYD. Ini fatal. Apa kata, sudah lacur terjadi. Yang soal sekarang adalah isi. Ada harapan kalau setiap tulisan punya bobot. Ini standar baru agar tulisan jauh...

Pojok Bunker

Dua gambar di bawah menunjuk dua hal; harapan dan kenyataan. Di sebelah kiri harapan, yang lainnya kenyataan. Begitulah, dua hari belakangan penghuni bunker sibuk. Semua berjibaku, bekerja. Hari pertama, semaksemak dibabat. Rerumputan liar dipotong. Juga,tanaman liar lainnya dicabut. Digerakkan harapan. Hari kedua, sisa sepojok halaman belakang. Sore kemarin ramairamai kerja bakti. Mengaduk, mengangkat, membuang sampah. Hampir dua jam sampah tak habishabis. Keringat cucur. Sore jelang. Lama kemudian sampah pupus. Digerakkan kenyataan. Begitulah, dua frame antara harapan dan kenyataan berkelindaan di benak. Bergerak dan berubah jadi otot yang tegang. Juga, tubuh yang basah. Akhirnya, yang tersisa tinggal halaman tak terpakai, ruang sekira 3×5 meter, dinding bata kecoklatan, dan ide yang harus bekerja. Dulu tempat ini nyaris tak terurus. Dibiarkan begitu saja. Tak berguna. Jika dimanfaatkan, faedahnya hanya satu: tempat sampah. Bertahuntahun itu terjadi. Segala musim d...

internasional women's day

Bukan siapasiapa selain perempuan, hanya perempuan, yang bisa bikin maju kaumnya. Kiwari, perempuan harus maju di depan dengan sikap percaya diri, dengan keberaniannya. Perempuan bisa jadi apa saja; guru, direktur perusahaan, pebalap, ilmuwan, supir angkutan, penyair dsb. Sejarah sudah banyak sebut contoh soal perempuanperempuan hebat. Mulai dari ujung Sumatera hingga ujung timur Indonesia. Dari masa lalu sampai hari ini. Di situ banyak sosok, juga pokok. Perempuanperempuan yang berjuang di masa lalu bukan saja bergerak atas nama kaumnya, tapi karena rasa keadilan. Mereka punya kesadaran bahwa semua punya hak diperlakukan sama. Perempuan, sama halnya lakilaki adalah bagian dari umat yang sama, karena itu tidak bisa dibedakabedakan. Makanya pokok itu yang penting, bahwa perempuan juga sama dengan lakilaki. Tidak ada perbedaan mencolok antara perempuan dengan lakilaki selain struktur anatomisnya. Perempuan dan lakilaki hanya beda biologis, selebihnya sama saja. Yang mal...

catatan kelas menulis PI, pekan 7

Pekan ke tujuh, kelas menulis PI agak molor. Hampir dua jam. Kesepakatannya, kelas harus dibuka pukul satu siang. Minggu lalu masih menumpuk beberapa tulisan, makanya perlu tambah waktu. Tapi, kelas dimulai sekira pukul tiga. Kawankawan satu persatu datang. Kelas mulai ramai. Yang buka kelas Heri. Saya, yang diplot jadi ketua kelas memilih bagi tugas. Kebiasaan ini agaknya perlu, sembari mengedukasi kawankawan, bahwa kepemimpinan tidak mesti diampu sendiri. Saya kira kepemimpinan harus jadi kolektif. Maksudnya: agar tidak dominan. Soal kepemimpinan, agaknya mesti diujicobakan, terutama sifatnya yang kolektif. Kelas menulis PI sebenarnya sudah digerakkan sistem. Persona, yang sering jadi motor bukan rumus paten. Di kelas menulis, fungsi diutamakan tinimbang sosok. Fungsi adalah pokok. Itulah kenapa, kepemimpinan harus dipengalamanbersamakan. Kawankawan bisa silih berganti, jadi ketua, sebagai fungsi. Artinya, kelas tetap berjalan tanpa digerakkan status, tapi peran yang b...

Bertanya itu Bukan Tabu

Henry A. Giroux  Kritikus budaya dan Amerika . Salah satu teoritikus pendiri pedagogi kritis di Amerika Serikat  Giroux terkenal karena karya perintisnya dalam pedagogi publik, studi budaya, studi pemuda, pendidikan tinggi, studi media  dan teori kritis.  Pada 2002 Routledge menyebut Giroux sebagai salah satu dari lima puluh pemikir pendidikan terkemuka di zaman modern. BUKU filsafat tertua di dunia berupa dialog. Buku karangan Platon, misalnya. Politeia/The Republic, buku yang mengulas filsafat politik, menggunakan dialog sebagai strategi literernya. Sesungguhnya di dalam dialog ada dua elemen penting yang dikandung: pertanyaan dan jawaban.  Dua elemen ini bukan sekedar metode, melainkan esensi filsafat itu sendiri. Melalui dua hal itu ilmu pengetahuan berkembang. Bahkan pertanyaan jauh lebih penting dari jawaban. Akhirnya dengan pertanyaan, sejarah maju meninggalkan kabut kejumudan. Karib filsuf Levinas, Jacques Rolland, menyatakan...

Tere Liye dan Kesadaran Sejarah

Mendadak novelis kondang, Tere Liye, jadi sorotan. Statusnya di lini masa FB biangnya. Status yang tidak lebih dari tiga paragraf itu dianggap buta sejarah. Pasalnya dia menamsil, selain pejuang agamawan, tidak ada pejuang semisal pemikir komunis, sosialis, HAM, maupun liberal yang pernah berjibaku membela tanah pertiwi. “Coba cari,” kalau ada katanya. Selanjutnya, Tere Liye bilang, jangan mau terpesona dengan pemikiran dari luar, seakanakan tak ada sejarah dan kearifan dalam negeri yang bisa diambil hikmahnya. Sikap Tere Liye ini bisa disebut sebagai orang yang naif melihat sejarah Indonesia. Kalau mau jujur, banyak namanama pejuang pra dan pasca kemerdekaan yang berhaluan sosialis atau bahkan komunis. Di mulai dari Syarikat Islam, Partai Komunis Indonesia, sampai   Founding Father , contoh yang paling terang. Yang paling lucu adalah kalau dibilang tak ada “kearifan dalam” yang bisa digali untuk dijadikan pelajaran. Di sini, agaknya Tere Liye terjebak dengan cara p...

sepatu

Saya agak kurang yakin kapan punya perhatian lebih terhadap sepatu. Kalau diingat itu sudah lama. Sejak sekolah dasar saya kira. Di kelas sekira 5 atau 6, sepatu sudah saya anggap penting. Sepatu kala itu jadi bagian penampilan. Saya kira walaupun mau jelang umur belasan, sudah ada kesadaran semacam itu. Karenanya, sepatu seperti bendabenda lain harus bisa menunjang penampilan. Sepatu kala itu harus bagus. Kalau perlu bermerek. Kala itu ada Bata, merek sepatu yang sering saya dengar. Starmoon, Newera, Carvill, Kasogi, dan Speec, beberapa merek yang lain. Di televisi juga sering saya lihat merek macammacam. Terutama jelang musim sekolah. Kala itu biasanya sehabis bulan ramadhan. Iklan sepatu banyak diputar. Yang saya ingat, sebelumnya ada jenis sepatu yang tidak bermerek. Bentuknya lebih mirip sepatu kungfu. Di film kungfu Jacky Chan, sepatu kayak itulah yang sering dipakainya. Kalau menontonya saya sering mengingatnya. Sepatu itu ringan. Tidak rumit dipakai. Fleksibel, c...