Langsung ke konten utama

Postingan

Biopolitik Giorgio Agamben

Lahir pada tahun 1942. Seorang filsuf politik Itali. Pemikir yang memadukan ciri khas sastrawi dalam memediasi pemikiran filsafatnya yang terkadang rumit dan khas. Agamben menjadi pemikir yang menginspirasi dunia internasional dengan pemikirannya mengenai konsep biopolotiknya dan konsepnya tentang “pengungsi.” Agamben dibesarkan dalam tradisi pemikiran Heidegger dan Hegel. Bahkan ia beberapa kali terlibat dalam kelas Heidegger yang membincang persoalanpersoalan yang mengendap dan belum terselesaikan dalam pemikiran Hegel dan Heraklitus. Ia mendapatkan gelar doktoralnya dengan menyelesaikan karya yang membahas pemikiran politik Simon Weil. Dan mengajar dibanyak universitas terutama Prancis, Swiss, Itali dan As. Pemikiran Agamben ditampakkan oleh komentatornya sebagai pemikir yang mengurungkan tata sistematis. Cenderung menghindari endapan enigmatik pada satu kumpulan yang rigoris dan berpencarpencar secara spiral. Seperti Filsuf kontemporer lainnya, pemikirannya mesti dip...

Ramadhan dan Simulakra

Ramadhan telah memasuki hari kedelapan dan hendak memasuki hari kesembilan. Sudah menjadi tradisi di dalam masyarakat kita jika tiba pada bulan ilahi banyak terjadi perubahan yang serba cepat. Bukan saja masyarakat, komponen-komponen media pun berlomba-lomba menyuguhkan menu ramadhan untuk mencari berkah bulan yang dijanjikan pahala berlipat.  Dari acara berita hingga sinetron, banyak yang berlomba-lomba menarik minat penonton untuk menaikkan reting siarannya. Iklan-iklan yang sebelumnya tak memiliki kaitannya dengan bulan ramadhan justru berbalik seratus delapan puluh derajat. Para tokoh-tokoh iklan nampak berbusana muslim, wanitanya indah dengan kerudung warna-warninya, sedang prianya tampan terlihat dengan baju koko plus dengan kopiahnya.  Stasiun televisi berlari secepat mungkin mempertontonkan kealiman acara-acaranya, menggelar tabligh akbar sampai memperlihatkan orang-orang yang berurai air mata dengan pesan-pesan ustad dadakan. Singkat cerita bila...

Sampan Sampang; Di larung Ketidakpastian

Seperti sampan yang melarung pada samudera yang buas. Tanpa kendali, tanpa pegangan, dilarung badai ketidakpastian. Hak untuk mengimani keyakinan harus berhadapan diametris dengan kekuasaan yang beringas. Agama yang mayor, agama kolektiv yang disulut emosi. Dimana hak berkeyakinan diterjemahkan dengan cara yang intoleran, sehingga toleransi beragama sekali lagi harus didefenisikan dengan cara yang monolitik. Keyakinan yang baik adalah keyakinan yang mendaku. Iman yang bukan ‘mereka’, melainka ‘kita’. Dan malangnya, ‘kekitaan’ yang irasional dan antidialogis  selalu diakhiri dengan pembumihangusan. Beberapa waktu yang lalu, secara dominatif, masyarakat Sampang seakan membenarkan tesis Emile Durkheim, bahwa masyarakat secara instrinstik memiliki kekuatan untuk menekan. Yang mana pada kasus Sampang, ditengahtengah masyarakat yang dikenal religius itu, menempatkan agama sebagai apparatus yang membenarkan perilaku kolektiv berupa pengusiran terhadap pengungsi penganut Syiah dari...

Sosiologi; Ilmu Penguasa?

Dahulu, August Comte, Bapak Sosiologi itu merumuskan suatu sistematika ilmu, untuk kenyataan, untuk fenomena yang ia cerap. Ilmu yang ia katakan sebagai puncak segala Ilmu. Setelah melepaskan dari genggam filsafat, ia memberikan nama  ilmu yang ia prakarsai sebagai Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu di Eropa disambut dengan eksploratif. Semenjak kehadirannya, banyak ilmuwan sosial yang turut menyempurnakannya sebagai ilmu yang komplit. Menutupi lubanglubang yang di tinggalkan Comte. Di tangan Durkhem, Sosiologi tampil dengan melepaskan secara penuh karakteristik filsafatnya sepenuhnya. Di suatu waktu ia berujar, Comte masih membawa gen filsafat pada apa yang ia sebut sebagai ilmu positif. Sosiologi harus sepenuhnya ilmiah. Sosiologi harus mengikuti kaidahkaidah sains. Itu berarti ia harus objektif. Dan memang semenjak Eropa meninggalkan zaman yang traumatis, seluruhnya serta merta merayakan kemajuan sains. Eropa memang berhasil keluar dari ekternalitas yang dogma...

Spiral Kekerasan dan Melangitnya Harga BBM

Mengingat pernyataan menteri keuangan di beberapa waktu lalu, bahwasannya di tanggal tujuh belas juni nanti, pemerintah akan segera menaikkan harga BBM bersubsidi setelah APBN perubahan 2013 diketok pada sidang paripurna di DPR.  Pernyataan dari Menkeu ini adalah penegasan ulang dari SBY tentang keputusan pemerintah yang akan menaikkan tarif BBM bersubsidi. Dan jika melihat dari kejadian-kejadian sebelumnya, sebagaimana biasanya dari naiknya tarif BBM akan mempengaruhi bertambahnya masyarakat miskin di tanah air. Data BPS menunjukan   hingga akhir Januari 2013, data kemiskinan terbaru Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,66 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Sehingga jika tariff BBM naik, persentasenya bertambah satu persen menjadi 2,5 juta orang dan angka kemiskinan akan mencapai di atas 30 juta orang. Dan malangnya, strategi yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi kemiskinan adalah seperti yang sudah-sudah, yakni program pemberian bantuan tuna...

Neolib dan Trilogi Ilmu Sosial

Neoliberalisme adalah kristalisasi dari sebuah gagasan tentang kebebasan yang bekerja secara adaptatif jauh merangsek ke wilayah basis elementer manusia; kebutuhan hidup manusia, kebutuhan ekonomi. Karena ia sifatnya gagasan, maka ia-pun mengalami perbaikan sana-sini untuk menutupi bopeng-bopeng yang ada dalam dirinya, berkat sebuah kenyataan, Neoliberalisme tak selama tampil sempurna . Konon katanya, John Maynard Keynes pernah membuang sebakul handuk kamar mandi ke lantai di tengah sebuah pembicaraan yang serius. Orang-orang terkejut. Tapi begitulah agaknya ekonom termasyhur itu menjelaskan pesannya: Jangan takut berbuat drastis, untuk menciptakan keadaan di mana bertambah kebutuhan akan kerja. Dengan itu orang akan dapat nafkah dan perekonomian akan bisa bergerak. Waktu itu Keynes sedang berceramah di Washington DC pada 1930-an. Krisis ekonomi yang bermula di Amerika Serikat pada 1929 telah menyebar ke seluruh dunia. ”Depresi Besar” -dengan suasana malaise- berkecamuk di mana-ma...

Surat dari Nietzsche; Kebutuhan untuk Percaya

Di siang itu,  kala hujan lebat, jalanjalan basah tergenangi air, kehidupan kita,  seperti ungkapan Jerman:  lebenswelt  tengah berjalan tanpa penghujung. Dunia yang kita hayati dengan cita dan harap. Kehidupan manusia yang jatuh bangun di tengah harapan yang kembang kempis. Maknamakna yang ditata berdasarkan persentuhan manusia terhadap penghujung sejarah yang panjang; penghidupan yang naik turun, riuh rendah nasib yang diperjuangkan, ketika insting bertahan hidup kerap kali mendapatkan ujiannya pada harapan yang tipis. Maka di siang itu sebuah peristiwa terjadi. Di tengahtengah itu, pada penghujan yang enggan berhenti, saya membayangkan sejulur tangan menulis dengan penanya, untuk zaman kita. Untuk ia kirimkan tepat di tengah jantung peradaban kehidupan kita. Sebuah surat yang datang dari penghujung abad 19 dengan maknanya yang privatif. Pesan yang begitu pribadi, ia memiliki kesan yang tertutup. Ketika segalanya tengah terbuka lebar, ketika perihal y...