Langsung ke konten utama

Postingan

Roh Zaman: Pesan Para Nabi **

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari golongan mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnyamereka sebelumnya dalam kesesatan yang nyata".  (Al-Jumu'ah: 2)". Seorang  Nabi  punya agenda besar;  membawa umat manusia menuju pembebasan.  Sebuah agenda untuk  menyelamatkan  umat manusia dari keterpurukan moral. Kemudian dengan misi ilahiatnya membawa manusia pada titik yang  terjauh , sebuah hujung yang dijanjikan pada kitabNya; titik Ilahiah. Tugas Nabi adalah tugas yang ilahiat. Sebuah sejarah dibawa naungan sabda Tuhan. Dalam misinya sebuah jalan besar telah dibentang; memberikan alternatif pada manusia untuk memilih, dimana pergulatan sebuah kepercayaan harus dipertaruhkan. Umat manusia pada akhirnya tahu, bahwa hidup punya aturan. Maka sebuah agama pun datang. Agama pun diajarkan, kemudian diterapkan. Hingga zama...

Puasa dan Simulakra

Ramadhan telah memasuki hari kedelapan dan hendak memasuki hari kesembilan.   Sudah menjadi tradisi di   dalam masyarakat kita jika tiba pada bulan ilahi banyak terjadi perubahan yang serba cepat. Bukan saja masyarakat, komponen-komponen media pun berlomba-lomba menyuguhkan menu ramadhan untuk mencari berkah bulan yang dijanjikan pahala berlipat. Dari acara berita hingga sinetron, banyak yang berlomba-lomba menarik minat penonton untuk menaikkan reting siarannya. Iklan-iklan yang sebelumnya tak memiliki kaitannya dengan bulan ramadhan justru berbalik seratus delapan puluh derajat. Para tokoh-tokoh iklan nampak berbusana muslim, wanitanya indah dengan kerudung warna-warninya, sedang prianya tampan terlihat dengan baju koko plus dengan kopiahnya. Stasiun televisi berlari secepat mungkin mempertontonkan kealiman acara-acaranya, menggelar tabligh akbar sampai memperlihatkan orang-orang yang berurai air mata dengan pesan-pesan ustad dadakan. Singkat cerita bila kita menonton taya...

Puasa, Perlawanan dan Pembebasan

"Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertakwa" (al-Baqarah, 2:183).  Puasa adalah ibadah yang menjadi perintah Allah bagi umatnya. Ibadah ini menempati posisi penting di antara seluruh ajaran agama Islam. Namun, sejarah puasa bukanlah ibadah yang sepenuhnya terdapat dalam Islam saja. Dituliskan pada ayat di atas tersirat kabar bahwa puasa sudah dijalani oleh umat-umat terdahulu sebelum Rasul hadir.  Nabi Musa pernah mendapatkan wahyu agar dirinya berpuasa selama empat puluh hari sebelum diturunkan kitab Taurat untuknya. Puasa yang dijalani Musa pada saat itu adalah puasa khusus yang diperuntukkan untuknya sebagai persiapan ruhani sebelum menerima wahyu dari Tuhan. Puasa di sini dimaknai sebagai ibadah yang berdimensi individu. Kaum Nasrani juga menjalankan ibadah puasa. Dalam mazhab ortodoks misalnya, puasa besar dianggap sebagai puasa yang paling penting. Masan...

Rabbi

Terkisah: Seorang Rabbi selalu meninggalkan Sinagognya pada saat-saat tertentu dalam kebaktian penebebusan dosa. Dengan curiga sang murid mengikutinya diam-diam, "jangan-jangan sang Rabbi bertemu dengan Tuhan saat ia pergi" begitu dalam benak sang murid. Sang murid kaget ketika ia mendapati sang Rabbi berganti pakaiannya dengan pakaian petani kasar dan pergi kesebuah rumah cacat dan disana ia membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk sang cacat. Ketika sang murid kembali, ia ditanya "Apa yang engkau dapatkan, apakah sang Guru naik ke Surga?", "Tidak, Bahkan Ia berada di tempat yang lebih tinggi", jawabnya..

Mahasiswa vs. MAhasiswa

Jean Paul Sartre si pesohor eksistensialis, pernah dipaksa turun dari podium saat ia menyampaikan orasi. Gelombang mahasiswa kesal dan marah.  Perancis saat itu sedang mengalami fase peralihan. Sekarang bukan lagi harus Sartre, kekesalan mahasiswa telah memuncak, Satre harus turun.  Sekarang giliran mahasiswa harus bersuara lantang. Pada momen itu mahasiswa menunjukan kesan; sudah saatnya mereka yang berbicara. Tentu bukan lagi sebagai massa yang mengekor. Ikut dalam barisan aksi berarti harus maju ke depan massa. Nun jauh di negeri seberang terlontar diktum pemimpin berkopiah: “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kupindahkan gunung Himalaya”. Keras gema itu membahana menjadi api penyulut semangat kaum muda Indonesia. Indonesia membutuhkan pemuda. Saat di mana Indonesia sedang berjuang keluar dari penjajahan imperialism belanda. Indonesia saat ini membutuhkan pemuda Jauh hari sebelumnya sebuah ide meledak.  Pemuda berusia 20-an beserta teman-temannya m...

Ideologi dalam Perspektif

Pada tulisan kali ini penulis hendak memaparkan sejarah konsep ideology sebagai studi kritis bagi pembaca untuk melihat bahwa ideology merupakan salah satu tema yang menarik untuk di perbincangkan. Pertimbangan ini lahir dengan asumsi sekiranya dalam sebuah diskursus atau wacana pastinya tidak terlepas dari struktur ideology yang ada, hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk membahasnya. Ideologi sebagai istilah, pertama kali muncul dipermukaan kancah khazanah pemikiran diperkenalkan oleh Antoine Destutt de Tracy pada abad ke 18, walaupun akar maknanya dapat di tarik jauh kebelakang pada Bacon, Machiavelli bahkan hingga Plato. Para pemikir sosial lebih melihat asal usul istilah dan kajian ideology bermula dari konsep idola bacon. Hanya saja de Tracy-lah yang berhasil menggagas ideology dengan cara yang sistematis dan tegas. De Tracy memberikan pengertian ideology sebagai pengkajian akan ide-ide atau ilmu pengetahuan akan ide. Dari pengertian ini de tr...

Surat untuk Sahabat

Tahukah ternyata perubahan itu letaknya dibelakang….; disana ada kisah, keluh kesah, pembelengguan, pembebasan, cawan air mata dengan bingkai emosi yang meledak-ledak. Tersembunyi dalam altar pikiran yang tajam nan progres. Hadirlah disana engkau yang bagiku senantiasa berkontradiksi, menjadi sahabat sekaligus saudara, teman sekaligus lawan, belakang sekaligus depan. Benar, keduaan kita senantiasa berawal dari satu yang sama. Sedianya engkau berkata dalam batinku; jangan berhenti. Sudahkah engkau tengok,  dari cawan yang sama kita menimba gunung kita masing-masing. Hingga tak sadar waktu menjadikan kita berbeda; kita tak sama, kita saling berlomba, namun sedianya kita masih dalam satu ruang yang sama, altar yang sama, menara yang sama. Dimana kita berdiri melihat, menerawang, mendiskusikan sebuah penantian akan kebebasan, idealisme dan keadilan. Duhai engkau yang menjadi penempa semangatku dikala ruang baru kekenali. Tahukah engkau dari watakmu aku belajar, karaktermu aku me...