Langsung ke konten utama

Postingan

Mahasiswa vs. MAhasiswa

Jean Paul Sartre si pesohor eksistensialis, pernah dipaksa turun dari podium saat ia menyampaikan orasi. Gelombang mahasiswa kesal dan marah.  Perancis saat itu sedang mengalami fase peralihan. Sekarang bukan lagi harus Sartre, kekesalan mahasiswa telah memuncak, Satre harus turun.  Sekarang giliran mahasiswa harus bersuara lantang. Pada momen itu mahasiswa menunjukan kesan; sudah saatnya mereka yang berbicara. Tentu bukan lagi sebagai massa yang mengekor. Ikut dalam barisan aksi berarti harus maju ke depan massa. Nun jauh di negeri seberang terlontar diktum pemimpin berkopiah: “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kupindahkan gunung Himalaya”. Keras gema itu membahana menjadi api penyulut semangat kaum muda Indonesia. Indonesia membutuhkan pemuda. Saat di mana Indonesia sedang berjuang keluar dari penjajahan imperialism belanda. Indonesia saat ini membutuhkan pemuda Jauh hari sebelumnya sebuah ide meledak.  Pemuda berusia 20-an beserta teman-temannya m...

Ideologi dalam Perspektif

Pada tulisan kali ini penulis hendak memaparkan sejarah konsep ideology sebagai studi kritis bagi pembaca untuk melihat bahwa ideology merupakan salah satu tema yang menarik untuk di perbincangkan. Pertimbangan ini lahir dengan asumsi sekiranya dalam sebuah diskursus atau wacana pastinya tidak terlepas dari struktur ideology yang ada, hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk membahasnya. Ideologi sebagai istilah, pertama kali muncul dipermukaan kancah khazanah pemikiran diperkenalkan oleh Antoine Destutt de Tracy pada abad ke 18, walaupun akar maknanya dapat di tarik jauh kebelakang pada Bacon, Machiavelli bahkan hingga Plato. Para pemikir sosial lebih melihat asal usul istilah dan kajian ideology bermula dari konsep idola bacon. Hanya saja de Tracy-lah yang berhasil menggagas ideology dengan cara yang sistematis dan tegas. De Tracy memberikan pengertian ideology sebagai pengkajian akan ide-ide atau ilmu pengetahuan akan ide. Dari pengertian ini de tr...

Surat untuk Sahabat

Tahukah ternyata perubahan itu letaknya dibelakang….; disana ada kisah, keluh kesah, pembelengguan, pembebasan, cawan air mata dengan bingkai emosi yang meledak-ledak. Tersembunyi dalam altar pikiran yang tajam nan progres. Hadirlah disana engkau yang bagiku senantiasa berkontradiksi, menjadi sahabat sekaligus saudara, teman sekaligus lawan, belakang sekaligus depan. Benar, keduaan kita senantiasa berawal dari satu yang sama. Sedianya engkau berkata dalam batinku; jangan berhenti. Sudahkah engkau tengok,  dari cawan yang sama kita menimba gunung kita masing-masing. Hingga tak sadar waktu menjadikan kita berbeda; kita tak sama, kita saling berlomba, namun sedianya kita masih dalam satu ruang yang sama, altar yang sama, menara yang sama. Dimana kita berdiri melihat, menerawang, mendiskusikan sebuah penantian akan kebebasan, idealisme dan keadilan. Duhai engkau yang menjadi penempa semangatku dikala ruang baru kekenali. Tahukah engkau dari watakmu aku belajar, karaktermu aku me...

Surat untuk Sahabat; Mengenang

Sejarah pastilah sekumpulan kisah yang terajut ikatan waktu dan barangkali abstrak dalam kepala. Setidaknya itu, Duhai sobat yang dengan kata engkau menafsirkan rasa lewat imajimu. Tak disadari kita menjadi Sang Alkhemis, manusia dengan imaji masing-masing. Tentunya engkau masih mengingat buku yang lapuk oleh tangan kita; yang bergantian mengejanya. Buku yang bertutur tentang Santiago, anak yang menggembala dengan domba-dombanya mencari hakiki hidup. Berbaring dengan tebal buku diselimuti alam, dimana gemintang adalah syair-syair yang selalu ia senangi. Pernahkah engkau ingat itu Sobat? Kita mungkin berjalan dengan Al Khemis masing-masing, cuman bedanya kita tak memiliki domba untuk digembalakan, kita adalah imaji dengan domba yang abstrak. Setidaknya engkau masih menyimpan memori. Ingatan memori yang terperangkap jauh dari kepala kita. Dimana dalam sudut kamar-kamarmu yang laksana kapal pecah, disanalah kita menghabiskan waktu dan kata untuk bertukar rasa. Menjerat diri dalam h...

Kaum Muda Menentang Kapitalisme Global

(Tulisan ini merupakan tulisan di sekitar tahun 2006/2007, dengan telah mengalami editan sana sini) Hati nurani pasti terketuk pada titik ketertindasan dari hak-hak yang ada Maka Kaum muda adalah hati nurani Yang selalu berteriak dengan semangat perlawanan terhadap Penindasan apapun Sistem ekonomi kapitalisme   memiliki mekanisme kerja    berdasarkan    tiga komponen utama yakni kaum pemodal, tenaga kerja, dan pasar melalui corak hubungan produksi.   Keuntungan   kapital   kaum pemodal,   telah melahirkan banyak implikasi terhadap kondisi masyarakat yang dijadikan sebagai lahan komoditinya.   Proses   kerja   dari tiga komponen basis struktur   kemudian mengarahkan kita pada arena pasar bebas,   di mana di   dalamnya terjadi pembantaian secara massal akan nasib berjuta-juta manusia. Lahirnya kesenjangan kelas, bertambahnya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, banyaknya anak-anak ...

Surat untuk Sahabat; Eksentrik

Silong, ingin kuawali tulisanku dengan sapaan anak dari utara. Sapaan yang terkesan primordial, namun bagiku dan bagimu itu adalah kata yang menyimpan emosi dan jiwa kita. Akhir-akhir ini aku mulai lupa kapan kita pernah bertemu, tapi masih tergiang benar dalam benakku bahwa kita berkenalan pada saat semuanya mencari teman.  Masihkah engkau mengingat jawaban yang engkau berikan dengan jawaban yang berubah-ubah jika ada yang menanyaimu, itu membuatku bingung pada saat itu, tapi akhirnya jelas kita ternyata bernaung dalam satu jurusan yang sama. Tempat dimana nantinya kita akan menemui manusia-manusia yang memiliki pendirian teguh. Dari sanalah kita akan bersama dalam mencari diri kita yang belum kita kenali. Satu tempat yang memiliki kamar-kamar kita sendiri. Akhir-akhir ini akupun semakin lupa mengenai kisah kita semua, tapi dari kisahmu denganku tentang pada saat kita berpuasa, melewati malam-malam sahur saat kau menguasai berpuluh kepala ditempat dimana kau menjad...