Langsung ke konten utama

Postingan

LDSI Al Muntazhar; Iman R[evolusi] yang Alegoris

Sesungguhnya agama Allah  tidak akan bisa dikenali dari pribadi-pribadi, tetapi akan dapat dikenali dari tanda-tanda kebenarannya. Kenalilah kebenaran maka engkau akan mengetahui siapa penganutnya . [Imam Ali Bin Abi Thalib] Kehidupan umat manusia dalam waktu sekarang tengah di dominasi oleh kebudayaan barat yang berdiri diatas alur logika paham materialistik. Kehidupan ini di tandai dengan penyimpangan dalam aspek-aspek kehidupan, terutama pada sisi akidah dan akhlak. Dalam aspek akidah penyimpangan ditandai dengan penyembahan terhadap sains yang berlebihan yang turut serta menggeser sendi-sendi tauhid. Sementara pada aspek akhlak, penyimpangan terjadi dalam berbagai bentuk, terutama tindak tanduk kezaliman dan kekerasan yang biasa di lakukan pada orang-orang lemah dan teraniaya. Negara-negara barat , eropa dan Amerika sejak abad XVI, telah membuang keyakinan-keyakinan agama yang sacral. Mereka menolak semua itu dan hanya kepada ilmu pengetahuan, dan kepercayaan in...

Dialogi Tafsir atas Masyarakat dan sejarah: Ulasan terhadap Karya Murtadha Muthahhari

Paradigma adalah gambaran fundamental mengenai masalah pokok dalam ilmu tertentu. Paradigma membantu dalam menentukan apa yang mesti dikaji, pertanyaan apa yang mesti diajukan, bagaimana cara mengajukannya, dan apa aturan yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. [1]   Paradigma sesungguhnya mencakup pengertian yang bersifat ontologis yang darinya sebuah objek menjadi fundamental dalam penentuan skala pengetahuan. Pelacakan terhadap status objek yang hendak dikaji pada gilirannya akan mengarahkan persoalan-persoalan pada penisbahan tentang metodologi apa yang pas untuk digunakan. “Paradigma” sebagai sebuah diskursus wacana dan keilmuan, utamanya dipopulerkan oleh Thomas Samuel Kuhn (1922-1996), seorang pemikir Amerika. Walaupun pandangan-pandangannya menyangkut paradigma bernasib marginal dalam ilmu sosiologi, namun di dalamnya terdapat pemikiran besar bahwa ilmu tak pernah terlepas dari konteks dimana ia dimunculkan. Dalam buku yang diterbitkan tahun ...

Muhammad Iqbal

Berbicara masalah Islam dan pemikiran tokoh-tokohnya, seberapapun lamanya tidaklah cukup untuk membahasnya. Mengingat begitu banyak sekali kajian-kajian Islam berikut pemikiran-pemikiran para tokohnya, yang telah berhasil mengukir sejarah dan melahirkan peradaban baru bagi umat Islam. Salah satu tokoh di antara sekian banyak tokoh dalam khazanah pemikiran Islam adalah Muhammad Iqbal. Seorang penyair yang dikenal pula sebagai seorang filosof maupun mistikus abad 20 Muhammad Iqbal adalah sosok besar dalam khazanah kebudayaan Islam. Pemikirannya dikemasnya dalam bentuk puisi, dan itu membuatnya abadi. Muhammad Iqbal, lahir 9 November 1877 di Punjab India. Dia adalah seorang filsuf, pemikir, cendekiawan, ahli perundangan, reformis, politikus, dan yang terutama: penyair. Dia berjuang untuk kemajuan umat Islam dan menjadi “Bapa Spiritual” Pakistan. Ia adalah anak sulung dari lima bersaudara dalam keluarga Kashmir. Ayahandanya Syaikh Nur Muhammad memiliki kedekatan dengan kala...

Merawat Keberanian Anak Muda[1]

Prolog Eko Prasetyo [2] Barangsiapa diam di hadapan kezaliman maka dia menjadi seolah-olah seorang iblis (Rasulullah SAW) Hal terbaik yang dapat anda lakukan untuk orang lain bukan sekedar berbagi kekayaan Anda, melainkan membuatnya menyadari kekayaan dirinya (Benjamin Disraeli) Kita tahu apa yang paling berharga di masa muda. Petualangan dan keberanian. Nyala keberanian itu yang membawa Che Guevara menuju Kuba. Bersama Fidel Castro dilintasi lautan dan belantara hutan untuk sebuah cita-cita yang mungkin agak nekad: kekuasaan yang bersendi keadilan. Dunia sebut perjuangan itu sebagai sosialisme. Sebagian dengan antusias memberinya julukan komunisme. Apapun itu kini Kuba berdiri dengan penuh martabat: angka melek hurufnya paling tinggi, jaminan kesehatan penduduk paling ampuh dan yang terpenting minim hutang luar negeri. Castro tua itu masih menyimpan bara semangat anak muda; diejeknya Obama dan dipujinya Hugo Chavez.

Asketisme Leo Tolstoy

AWALNYA melimpah, selebihnya hidup dalam asketisme. Setidaknya itu yang dialami Leo Tolstoy. Bak seorang manusia suci mengalami sebuah pergolakan batin. Barangkali ia rindu pada apa yang menjadi harapan semua orang yakni hidup di dalam rahmat Tuhan.    Tapi, terkadang kerinduan membutuhkan satu pengorbanan besar di mana hidup harus dipandang dengan cara tak biasa. Leo Tolstoy mengalami pengalaman batin mendorong ia menanggalkan segalanya:   gelar, status sosial bahkan berhektar-hektar tanah yang ia miliki. Transformasi hidup kerap dimulai dari kegoncahan iman. Hingga akhirnya suatu pilihan mesti dibayar dengan harga yang mahal. Keberanian mengubah bukan berarti tanpa risiko. Dalam hal ini Leo Tolstoy meninggalkan kemapanan hidup demi menemukan ihwal yang subtil dalam kehidupan. Syahdan, ia hidup dikepung harta benda tak terhingga. Ia menjadi tuan tanah dengan ratusan petani pekerja. Hidup di dalam rumah bak istana raja.   Lengkap dengan lakon hidup ...

Ihwal Perubahan

Hari-hari ke depan mungkin akan penuh gemuruh. Jalan raya menjadi ramai, dan mahasiswa tentu punya agendanya sendiri. Harihari belakangan ini, kita dibuat resah, banyak caci maki menjadi hal yang mendekati ujaran yang banal, aspirasi menjadi ihwal yang penting, sebab di penghujung bulan nanti, presiden RI akan berdiri di atas podium Negara, berdiri menghadap seluruh masyarakat sabang merauke, dan tentu dengan kesannya yang kita kenal betul; mimik muka yang melankolis, tutur ucap yang telah ditata, dibagian mana intonasi harus ditekan pada katakata tertentu,  warna baju apa yang harus melambangkan  kecocokan dengan audiens dan tentu isi pengumuman itu sendiri, dengan teori-teori ekonomi makro mutakhir, tentang nasib, tentang naik tidaknya bahan bakar minyak. Pidato, Jalan raya dan mahasisiwa di harihari ini kerap semakin akrab. Agenda yang serempak harus segera dijalankan. Agenda pemerintah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak menjadi topik yang tibatiba ...

Pesan Socrates

Socrates mati meneguk racun cemara. Sebelum hukuman mati menimpa, Socrates   memiliki kebiasan berkeliling di sudut-sudut Athena. Ia gemar berdiskusi. Menjalani laku kehidupan melalui bertanya sebagai makanan sehari-hari. Socrates memang senang bertanya, dari situ ia kerap berdiskusi dengan siapa pun. Terkadang jawaban tak lebih eksplosif daripada menghadirkan sebuah pertanyaan. Dan itulah filsafat.   Socrates seorang filsuf. Socrates tak berbeda dengan kita. Tentu ia seorang manusia. Dan karena ia manusia akal budilah ciri khasnya. Akal budi di tangan Socrates menjadi penting dengan menempuh dua cara: berpikir benar dan bicara benar. Ada kemungkinan dari sisi ini, kita tak seperti Socrates. Namun Socrates punya pesan bagi siapa saja, entah   ia seorang digdaya atau budak sahaya: hidup yang tak dihayati adalah hidup yang tak layak dijalani. Caranya manfaatkanlah akal budi sebagai pintu masuknya. Berpikir. Berenung. Tentu kematian Socrates tak sia-s...