”KERJA bagai kuda.” Entah dari mana istilah ini berasal. Kenyataannya, suatu waktu, sambil melucu istri saya pernah melontarkannya. Satir memang, mengingat ia sering menghabiskan lebih banyak waktu bekerja di luar ketimbang saya yang lebih banyak berleha-leha di rumah. Kami berdua bukan aparatur sipil negara, tapi rasa-rasanya kami membutuhkan kepastian lebih pasti mengenai penghasilan di akhir bulan dibanding kebanyakan pegawai negeri sipil. Bagi sepasang keluarga muda ada tiga hal pokok yang mesti diperhatikan baik-baik. Kalau perlu mesti diperjuangkan mati-matian: tempat hunian, penghasilan tetap, dan pekerjaan yang pasti. Ketiga kebutuhan ini saling melengkapi. Satu saja tidak dapat direalisasi, hancur berantakan keduanya. Saat menulis ini saya sedang membaca Dataran Tortilla karangan John Steinbeck. Belum selesai memang, tapi cerita Steinbeck sudah memukau saya dari awal. Dataran Tortilla, sejauh yang saya baca berkisah tentang Danny dan ket...