Zaman
tak selamanya bisa dilawan. Yang mana di suatu waktu, arti sebuah perlawanan
adalah persepsi yang dibangun dari situasi yang melingkupi. Zaman boleh saja
meninggalkan halhal yang kita jaga dari percepatan waktu. Tetapi kekuatan
sebuah perlawanan selalu bermula dari seberapa besar persepsi yang kita berikan
kepada kenyataan. Dimana pada kekuatan persepsi, kenyataan menjadi berbeda dan
lain. Barangkali disinilah letak perbedaan orangorang besar, bahwa hakikat
kenyataan terkadang membutuhkan pikiran besar.
Ali Syariati muda Pemikir Islam Iran Dikenal sebagai sosiolog Islam modern karya-karya cermah dan bukunya banyak digemari di Indonesia ALI Syariati membilangkan, manusia dalam masyarakat selalu dirundung soal. Terutama bagi yang disebutnya empat penjara manusia. Bagai katak dalam tempurung, bagi yang tidak mampu mengenali empat penjara, dan berusaha untuk keluar membebaskan diri, maka secara eksistensial manusia hanya menjadi benda-benda yang tergeletak begitu saja di hamparan realitas. Itulah sebabnya, manusia mesti “menjadi”. Human is becoming . Begitu pendakuan Ali Syariati. Kemampuan “menjadi” ini sekaligus menjadi dasar penjelasan filsafat gerak Ali Syariati. Manusia, bukan benda-benda yang kehabisan ruang, berhenti dalam satu akhir. Dengan kata lain, manusia mesti melampaui perbatasan materialnya, menjangkau ruang di balik “ruang”; alam potensial yang mengandung beragam kemungkinan. Alam material manusia dalam peradaban manusia senantiasa membentuk konfigu...