Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Madah: Mayangmayang Cerita yang Tertunda

Madah oh madah.. Mungkinkah sesuatu itu berasal dari alam yang sebenarnya tiada? Banyak kisah bermula dari sana, dari apa yang kita sebut legenda ataupun mitos, bahkan Agama sekalipun; awal mula semesta alam adalah sabda. Diyakini bahwa dari sana bermulanya segala sesuatu. Setidaknya harus ada penjelasan yang menetapkan sebab dari awal segala sesuatu. Dimana ketika sebab mulai merunut kejadiankejadian, barangkali pada peritiwa itulah kita mengenal situasi yang menyertakan waktu. Dan di sanalah alaf ruang berima serta waktu dalam membentuk sejarah. Seperti dirimu, awal mulanya adalah penggalpengal kata. Yang dalam runutannya ada rentang yang mesti kau lewati. Diantara yang silih datang dan pergi. Diantara perulangan putaran waktu, ketika peristiwa kerap kali menjadi suatu yang penting.  Dan memang sejarah adalah gores panjang yang merunut kejadian dengan toreh pesanpesan pada pinggiran untuk memberikan asumsi dari apa yang bisa kita terima. Engkau kerap muncul diant...

Tentang “Kani Kosen sebuah Revolusi” karya Kobayashi Takiji

“ Ayo, pergi ke neraka” Dua orang nelayan memandangi kota Hakodate yang dikelilingi laut, sambil menggeliatkan badan dan perpegang pada besi pegangan tangan di dek kapal. Nelayan itu pun kemudian, sambil meludah membuang rokok yang sudah dihisapnya hingga tersisa seukuran lebar jarinya… Apa yang memungkinkan sebuah karya sastra memiliki sensibilitas di antara batasbatas peristiwa dari yang datang dan yang pergi? Sehingga mampu melampaui kejadiankejadian yang merentang di putaran orbit kehidupan manusia?  Pertanyaan ini adalah sebuah eksposisi yang baik untuk jauh masuk pada kisaran fundamental dari apa yang diendapkan dalam sebuah karya satra; soalsoal manusia. Sastra yang baik adalah karya sartra yang lahir dari jantung subjektifitas manusia, susun bangun kata yang terbangun dari kekayaan batin sebuah kejadian, sebuah peristiwa.  Seperti dalam pengertian yang diberikan Ignas Kleden; seorang sastrawan beda betul dengan profesi, taruhlah seorang wartawan. Seor...