Jean Paul Sartre si pesohor eksistensialis, pernah dipaksa turun dari podium saat ia menyampaikan orasi. Gelombang mahasiswa kesal dan marah. Perancis saat itu sedang mengalami fase peralihan. Sekarang bukan lagi harus Sartre, kekesalan mahasiswa telah memuncak, Satre harus turun. Sekarang giliran mahasiswa harus bersuara lantang. Pada momen itu mahasiswa menunjukan kesan; sudah saatnya mereka yang berbicara. Tentu bukan lagi sebagai massa yang mengekor. Ikut dalam barisan aksi berarti harus maju ke depan massa. Nun jauh di negeri seberang terlontar diktum pemimpin berkopiah: “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kupindahkan gunung Himalaya”. Keras gema itu membahana menjadi api penyulut semangat kaum muda Indonesia. Indonesia membutuhkan pemuda. Saat di mana Indonesia sedang berjuang keluar dari penjajahan imperialism belanda. Indonesia saat ini membutuhkan pemuda Jauh hari sebelumnya sebuah ide meledak. Pemuda berusia 20-an beserta teman-temannya m...