Kaum Muda Menentang Kapitalisme Global

(Tulisan ini merupakan tulisan di sekitar tahun 2006/2007, dengan telah mengalami editan sana sini)

Hati nurani pasti terketuk
pada titik ketertindasan dari hak-hak yang ada
Maka Kaum muda adalah hati nurani
Yang selalu berteriak dengan semangat perlawanan terhadap
Penindasan apapun

Sistem ekonomi kapitalisme memiliki mekanisme kerja  berdasarkan  tiga komponen utama yakni kaum pemodal, tenaga kerja, dan pasar melalui corak hubungan produksi. Keuntungan kapital kaum pemodal, telah melahirkan banyak implikasi terhadap kondisi masyarakat yang dijadikan sebagai lahan komoditinya. Proses kerja dari tiga komponen basis struktur kemudian mengarahkan kita pada arena pasar bebas, di mana di dalamnya terjadi pembantaian secara massal akan nasib berjuta-juta manusia.

Lahirnya kesenjangan kelas, bertambahnya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, banyaknya anak-anak didik yang putus sekolah, berdiri dan bertambahnya gedung-gedung pencakar langit hingga sampai menyituasikan kondisi masyarakat yang berwatak konsumerisme adalah beberapa fenomena yang lahir akibat permainan apik dari sistem kapitalisme itu sendiri.  Kapitalisme dengan perangkat hegemonik melalui mekanisme penghisapan dan penindasan, telah melahirkan penjajahan bergaya baru dengan cara konsep depedensi ekonomi. Dampaknya cukup luar biasa terhadap segala sendi kehidupan umat manusia. 

Hadirnya negara-negara kapitalis pasca perang dunia kedua pada sepanjang abad ke-20 telah menggerakkan modalnya berupa uang, aset, dan sumber-sumber dayanya dari lingkup negaranya untuk ditanamkan terhadap lokasi yang memiliki potensi besar untuk menanamkan investasinya. Dengan cara itu mereka mendapatkan laba yang besar dari berkurangnya biaya-biaya produksi dengan adanya pengangkutan barang-barang melalui udara, berkembangya infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi untuk melakukan kontrak-kontrak produksi sampai kebelahan dunia manapun.

Corak baru hubungan produksi seperti demikianlah yang kemudian melahirkan  sistem kapitalisme global. Sistem yang pada akhirnya berujung pada imperialisme pasar. Sistem kapitalisme global yang telah melahirkan penghapusan-penghapusan akan batas-batas lokal sebuah kawasan yang nantinya akan membuka peluang bagi pihak-pihak pemodal untuk membentuk perusahaan yang berskala transnasional agar bersatu dalam satu korporasi internasional.

Korporasi-korporasi inilah yang akan memainkan arah pasar, tarif harga yang dipakai sampai bentuk dan corak dari suatu barang yang diperdagangkan. Berbicara mengenai “pasar” yang merupakan tempat perdagangan bebas bagi pihak kapitalisme adalah bagaimana agar mereka dapat mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan cara apapun.  Sesuai dengan logika mereka yaitu logika akumulasi modal. Untuk memenangkan kompetisisi di pasar maka biaya produksi harus lebih kecil daripada saingannya atau memperkecil jumlah pesaing dengan cara peleburan.  Dengan cara ini maka beberapa pelaku pasar akan berkurang sehingga akan berdampak pada pembentukan sistem monopoli pasar yang dikemudikan oleh segelintir perusahaan.


Sekarang apabila kita sangkutkan dengan lahirnya konsep neoliberalisme, yang merupakan turunan dari peralihan kapitalisme global, gagasan yang dikenal dengan konsep liberalisasi, privatisasi dan swastanisasi dan dengan dukungan lembaga-lembaga yang dibentuk oleh negara-negara adikuasa berupa IMF, Bank Dunia serta lembaga-lembaga keuangan lainnya memiliki tujuan untuk melanggengkan perdagangan internasional dari ketidakstabilan ekonomi. Maka secara ekonomi dan politik negara-negara yang telah membangun hubungan dengan lembaga-lembaga tersebut akan terkena efek dari ketergantungan mereka. Dan situasi ini akan semakin carut apabila telah terjadi guncangan ekonomi internasional.

Perlu kita ingat kembali bahwa ciri dan watak kerja pengembangan kapitalisme itu sendiri selain lahirnya hak-hak istemewa, juga untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Dengan menggunakan asumsi berupa menciptakan kondisi ketergantungan terhadap mereka dari negara-negara yang telah dikontrol sepenuhnya. Dengan mekanisme mengusung hingga tercapainya konsolidasi korporasi. Dan tak kalah pentingnya sampai melebarkan sayapnya kepada mempengaruhi perangkat hukum dan politik dari sebuah kawasan yang telah mereka kuasai. Dalam arti melewati ciri kerja seperti ini, maka dibuatkanlah regulasi-regulasi ( Indonesia memiliki UU Migas No.22 tahun 2001 dan UU No.25 tentang penanaman modal asing ) yang dapat memuluskan jalan kapitalisme untuk masuk mengembangkan modalnya.

Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap  lembaga-lembaga internasional, turut terkena implikasi akibat hubungan yang telah terbangun cukup lama dengan mereka. Kenapa sehingga sampai hari ini banyak terjadi penindasan dan penghisapan terhadap negara kita? itu semua akibat kontrak yang telah terbangun sebelumnya  sehingga berakibat pada kondisi ekonomi nasional yang tak pernah stabil dan ujung-ujungnya adalah kesengsaraan rakyat. Apabila kita menyinggung peran negara dalam membangun ekonomi yang berkeadilan terhadap masyarakat hari ini, nampaknya belum secara nyata akan terlihat hasilnya.  Ini semua tidak terlepas dari liberalisasi yang merupakan konsekuensi logis dari neoliberalisme untuk melepaskan peran dan tanggung jawab negara terhadap aset-asetnya. Apabila kita melihat dari segala sektor riil yang dimiliki negara kita hari ini, maka hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak asing sehingga negara hanyalah memiliki posisi sebagai penonton untuk menyaksikan pihak asing memainkan “adegannya di atas panggung sendiri”.

Apabila peran negara tak lagi mampu mengontrol segala komoditi yang sebenarnya, maka kondisi masyarakat kita tak akan nampak  seperti gadang-gadang Negara kesejahteraan. Akibat dari dikuasainya negara kita hari ini oleh pihak asing, maka kepentingan negara bukan lagi memiliki tujuan untuk memberikan kesejahteraan terhadap rakyatnya. Hal ini dikarenakan telah terjadi kondisi dimana negara kita telah menjadi budak belian dari kapitalisme global. Sehingga bentuk-bentuk fundamentalisme pasar ( baca; penghambaan ) negara kita  terhadap mereka sehingga alur kesejahteraan bukan lagi berada pada rakyat, melainkan telah berbelok untuk mensejahterakan pihak yang memiliki modal besar.
Pengkhianatan negara pada ujungnya menciptakan kompeksitas permasalahan dalam negeri yang tak pernah terselesaikan. Singkat kata tidak ada bentuk perhatian oleh negara kita kepada rakyat yang hari ini terjepit diantara kemiskinan yang berkepanjangan akibat pemiskinan struktural yang terjadi secara berlahan-lahan dari dulu hingga sekarang. Makanya jangan heran apabila kita melihat semakin banyaknya masyarakat kita yang berteriak akibat himpitan kehidupan yang semakin menyesakkan dada.

Melihat kondisi realitas sekarang akibat betapa kejinya permainan kapitalisme global yang menjadi maenstream dunia  hingga detik ini, bahkan sampai mempengaruhi kapan seseorang akan mati akibat nasibnya dikontrol penuh oleh mereka, maka perlu adanya upaya perlawanan dari pihak anti kapitalisme untuk melakukan perubahan secara mendasar agar negara kita terlepas dari kungkungan kapitalisme global.

Sejarah Indonesia adalah sejarah angkatan Muda ( Pramoedya Ananta Toer )
Sedikit banyak penulis telah mengungkapkan bagaimana kapitalisme itu memainkan perannya di dunia ini, sehingga pada dasarnya dengan mengikuti tema sentral diatas yaitu gerakan kaum muda menetang kapitalisme global, maka perlu bagi penulis untuk sedikit berbicara mengenai gerakan kaum muda dalam membangun gerakan untuk menentang kapitalisme secara nyata.

Sejarah kita membuktikan bahwa spirit resistensi kaum muda yang dibawa dalam menentang segala bentuk penjajahan  dan penindasan  dari sebuah tirani telah memberikan kita berbagai pelajaran. Pelajaran ini tentu dalam mengkonsepsikan seperti apa bentuk  gaya perlawanan kita terhadap penjajahan yang terjadi dalam kondisi disaman sekarang ini. Kapitalisme global yang merupakan common enemy, sekarang memiliki bentuk penjajahan bergaya baru yang tanpa kita sadari telah merongrong nasib kita kedepannya. Kapitalime yang memiliki keunggulan dalam bermethamorposis seharusnya mampu diimbangi dengan gerakan kaum muda sekarang sehingga kita tidakl lagi latah menyikapi bentukan baru dari perkembangan dialektika kapitalisme itu sendiri.

Perlu dipahami bahwa kapitalisme bukan saja berupa gerakan yang lahir dari sebuah sistem ekonomi yang melahirkan penjajahan dan penghisapan melalui pasar globalnya. Melainkan adalah seperangkat ide atau sebuah gagasan yang memiliki bangunan teoritis tersendiri. Sehingga ia mampu eksis dan bermethamorposis sampai sekarang. Kapitalisme memiliki landasan epistemik yang melahirkan pandangan dunia sampai menjadi seperangkat nilai yang dijalankan oleh hamba-hambanya sebagai protokol dalam setiap perencanaan programatiknya. Tak heran apabila kapitalisme begitu kokoh untuk  dapat diruntuhkan bahkan sampai menciptakan proses dehumanisasi  serta alienasi masyarakat dari ruang lingkup sosialnya.

Dari sini dapat kita petakan bahwa kapitalisme memiliki dua bentuk penjajahan yang dilakukan secara sistemik. Peluncuran produk yang pada perkembangan didalamnya terjadi pertarungan merek  dari barang-barang yang diperdagangkan adalah salah satu bentuk penjajahan untuk menguasai pasar. Bentuk penjajahan lainnya dari kapitalisme adalah meminjam istilah apa yang disebut oleh Antonio Gramsci dengan hegemoni ide atau gagasan. Dua bentuk cara penjajahan inilah kemudian yang saling berdampingan yang akhirnya menuntut kaum muda untuk terus menghabiskan energinya dalam membangun gerakkan kolektiv demi terlepas dari pengaruh momok kapitalisme.

Menurut penulis dalam membangun  sebuah gerakan untuk menentang arus perkembangan kapitalisme dimulai dari pembacaan realitas yang hadir dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hegemoni kapitalisme itu sendiri. Realitas sekarang seharusnya mampu dibaca oleh kaum muda sehagai bahan reflektif dan kontruktif sebagai langkah awal untuk membangun sebuah gerakan demi penentangan terhadap apa yang sekarang menjadi background dari penjajahan sekarang. Dengan seperti ini akan melahirkan kesadaran kritis dari penyebab realitas yang terjadi dewasa ini. Pembacaan realitas ini haruslah dibarengi dengan upaya  melawan secara sistemik dari upaya-upaya kapitalisme yang membuat masyarakat kita menjadi komunitas kolektif yang tercerabut dari hakikatnya sebagai manusia akibat terperdaya bahkan sampai terlena dari bujuk rayuan produk-produk yang ditawarkan oleh kaum-kaum pemodal yang bersujud dibawah kaki-kaki kapitalisme.

Singkat kata kapitalisme hari ini bukan lagi memperdaganggkan sesuatu atas produknya melainkan citra yang terbangun lewat hegemoni mereka.  Bila seperti ini maka efek yang hadir secara berlahan-lahan di tengah msyarakat kita adalah budaya konsumerisme. Makanya apabila gerak perlawanan kita selama ini terhadap kapitalisme adalah bentuk materialnya maka akan sangat sulit  bagi kita membendungnya. Yang menjadi pertarungan kita hari ini adalah pertarungan akan makna ataukah pertarungan akan produk dari kapialisme itu sendiri?

Perlu juga adanya upaya perlawanan lewat hegemoni ide atau gagasan yang kemudian memberikan pemaknaan terhadap bentukan-bentukan baru terhadap kapitalisme agar apa yang terjadi nantinya bukan lagi budaya yang  sifatnya konsmerisme melainkan sebuah gerakan  yang bersifat sistematis dan terarah.

Tapi terlepas dari itu perlu adanya upaya perubahan paradigmatik secara meluas terhadap masyarakat kita untuk memberikan asumsi dasar bahwa kerangka bangunan ekonomi dari sistem kapitalisme hanya menimbulkan  berbagai kompeksitas masalah terhadap nasib orang banyak. Kaum muda harusnya bersatu dalam membangun gerakan kedepan. Jangan lagi ada dikotomi gerakan dalam menyusun agenda-agenda untuk melawan kapitalisme global. Sebab dengan begitu maka keuatan yang hadir pun dapat lebih massif dari  kekuatan-kekuatan sebelumnya.

Kaum muda adalah spirit baru bangsa yang mampu menghadirkan perubahan yang siknifikan dalam kerangka kebangsaan yang kian hari terpuruk dalam tatanan Geopol dunia. Kaum dengan harapan berangkat dari pembacaan akan realitas yang tuntas akan mampu berpikir solutif akan keterjajahan bangsa ini dengan harapan tidak ada deviasi paradigma yang terjadi dari kaum mudah yang perlu disadari terkadang terjebak didalamnya.

Keteguhan mempertahankan prinsip adalah salah satu pondasi yang kokoh untuk sebuah gerakan muda melawan kapitalisme global. Idealisme akan perubahan mesti menjadi roh dalam diri kaum muda. Keyakinan yang mesti hadir dalam diri kaum muda bahwa sesuatu yang berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan pasti akan tumbang.